BACAKORAN.CO - Harga kopi arabika di pasar berjangka New York mencatat rekor tertinggi dalam 47 tahun terakhir.
Lonjakan ini dipicu oleh kekhawatiran terhadap pasokan global, yang berpotensi meningkatkan beban biaya bagi konsumen.
Biji arabika, yang dikenal sebagai bahan utama minuman kopi premium, naik hingga 3,9% dan telah mengalami kenaikan hampir 70% sepanjang tahun ini.
Gangguan Cuaca di Brasil dan Vietnam
BACA JUGA:Hai Kopi Lovers, Berikut 5 Perbedaan Kopi Robusta dan Arabika Yang Wajib Kamu Tahu
BACA JUGA:Legit! Resep Carabikang ala Chef Devina Hermawan yang Lezat dan Bikin Nagih, Cocok Jadi Ide Jualan
Brasil, produsen utama kopi arabika dunia, mengalami kekeringan ekstrem awal tahun ini yang berdampak signifikan pada hasil panennya.
Sementara itu, Vietnam, penghasil terbesar kopi robusta, menghadapi kekeringan selama masa pertumbuhan tanaman, diikuti oleh curah hujan tinggi saat masa panen dimulai.
Kondisi cuaca ekstrem ini memengaruhi ketersediaan pasokan global.
Brasil dan Vietnam adalah dua negara produsen kopi terbesar di dunia, di mana Brasil memasok kopi arabika premium, dan Vietnam mendominasi pasar robusta yang lebih terjangkau.
BACA JUGA:Gak Harus Ngopi! Berikut 6 Tips yang Dapat Kamu Lakukan Untuk Mengatasi Rasa Ngantuk Saat Bekerja...
BACA JUGA:7 Tips Menata Bar Kopi Rumahan yang Sempurna, Buat Ngopi Jadi Lebih Santai dan Menyenangkan!
Dampak pada Konsumen dan Industri
Lonjakan harga kopi ini diperkirakan akan meningkatkan tekanan pada industri, termasuk kafe dan pemanggang kopi.
Banyak pelaku usaha mulai menaikkan harga dan mengurangi diskon untuk melindungi margin keuntungan.