Gus Miftah diduga menggoda sang penjual es teh dengan guyonan soal konsep rezeki menurut Islam.
"Jual dulu. Nanti kalau belum laku, ya sudah takdir," sambung Gus Miftah.
Cuplikan unggahan video detik-detik Gus Miftah diduga mengolok-olok pedagang es ini viral di media sosial dan menuai beragam kritik.
Banyak netizen tang menganggap Candaan Gus Mifta dianggap kelewat batas, terlebih menggunakan kata kasar dalam bahan guyonannya.
Padahal dalam ajaran Islam, mempermalukan sesama muslim di hadapan publik secara tegas tidak diperbolehkan.
BACA JUGA:Sempat Dipanggil Prabowo, Raffi Ahmad, Gus Miftah hingga Budiman Tak Masuk Kabinet, Ada Apa?
BACA JUGA:Raffi Ahmad dan Gus Miftah Masuk Kabinet Prabowo, ini Tugas Penting yang Akan Mereka Emban
Hal ini, dikatakan Ustaz Prof Dr Abdul Somad, diibaratkan seperti memakan bangkai saudaranya sendiri.
Terkait pernyataan itu, sang ustaz mengutip pendapat Imam Syafi’i dalam bukunya yang berjudul Mauizhat.
Ia menyebut jika posisinya hanya berdua, bisa disebut menasehati. Sedangkan, apabila menegur di keramaian, namanya mempermalukan orang tersebut.
Islam juga mengajarkan jika seseorang datang dan meminta nasihat maka berikan dengan lemah lembut.
BACA JUGA:Video Gus Miftah Goyang Kepala Istri Viral di Media Sosial, Begini Penjelasannya!
BACA JUGA:Gus Miftah Bandingkan Suara Masjid dengan Dangdut, Begini Tanggapan Jubir Kemenag!
Sang penasehat harus memiliki adab yang baik dalam menyampaikan pesannya, bukan malah disisipi kata kasar.