Menurut salah satu kerabat, AG adalah anak ceria yang tidak menunjukkan perilaku aneh.
Namun, kecurigaan nenek korban muncul setelah korban sering mengeluhkan rasa sakit setiap buang air kecil dan besar.
Kondisi ini memicu keluarga membawa korban ke rumah sakit.
Kapolres Metro Jakarta Timur menyampaikan bahwa pihaknya telah memanggil beberapa saksi untuk dimintai keterangan.
Keluarga korban kini diliputi kesedihan mendalam.
Jenazah AG telah dimakamkan setelah proses pemulasaraan di rumah sakit.
Peristiwa ini menjadi pengingat keras akan pentingnya pengawasan terhadap anak-anak, terutama dalam lingkungan keluarga.
Kasus AG menambah daftar panjang kasus kekerasan terhadap anak di Indonesia.
Anak-anak, terutama balita, adalah kelompok paling rentan terhadap kekerasan seksual.
Perlindungan anak harus menjadi prioritas semua pihak, termasuk keluarga, masyarakat, dan pemerintah.