Habib mengutip sebuah hadis, "Orang yang beruntung adalah yang hari esoknya lebih baik dari hari ini."
Dalam pesannya, Habib Ja'far mengajak umat untuk tidak larut dalam ketakutan akan masa depan.
Tutup tahun ini dengan doa dan syukur.
Jangan terlalu khawatir dengan pertanyaan seperti, 'Ya Allah, tahun depan aku gimana?'
Habib Ja'far menekankan kita untuk fokuslah pada apa yang bisa diperbaiki dan upayakan.
Merayakan tahun baru Masehi bukanlah hal yang dilarang dalam Islam selama dilakukan dengan cara yang sesuai syariat.
Habib Ja'far Husein Al Hadar mengingatkan bahwa esensi pergantian tahun bukan pada kemeriahan, melainkan pada refleksi diri.
Jadikan momen ini sebagai waktu untuk bersyukur, memperbaiki diri, dan meningkatkan kualitas hidup.
BACA JUGA:5 Tanda Dayyuts! Tahun Baru di Penuhi Para Remaja Pacaran, Benarkah Ayah Tak Cemburu...
Selamat menyambut tahun baru dengan penuh makna dan doa.
Tahun baru Masehi selalu menjadi momen yang dinanti-nanti oleh banyak orang di seluruh dunia.
Suasana meriah, kembang api, dan berbagai perayaan menjadi bagian tak terpisahkan dari pergantian tahun.
Namun, bagi umat Islam, perayaan ini sering kali menimbulkan pertanyaan dan perdebatan mengenai hukum dan makna di baliknya.
Apakah merayakan tahun baru Masehi sejalan dengan ajaran Islam?
BACA JUGA:Asal Usul Sejarah Tahun Baru Masehi Dan Dampaknya Bagi Kaum Muslim