Banyak perusahaan di negeri tirai bambu yang menggunakan teknik serupa dalam pelatihan tim mereka, dengan klaim bahwa metode ini dapat meningkatkan rasa percaya diri, mengatasi rasa takut, dan membuka potensi diri.
Meskipun telah dijamin aman banyak pegawai yang merasa tidak nyaman dan menganggap kegiatan tersebut tidak perlu.
Rongrong bahkan merasa bahwa pelatihan ini melanggar hak-hak ketenagakerjaan dan merendahkan martabat pegawai.
Ia berencana untuk mengajukan pengaduan terhadap perusahaan tempatnya bekerja.
"Aku merasa ini tidak seharusnya dilakukan," tulisnya dalam sebuah postingan.
Di media sosial, banyak netizen yang menyuarakan keprihatinan mereka dan berbagi pengalaman serupa dalam kegiatan 'team building' yang ekstrem.
Beberapa mengaku pernah mengalami atau menyaksikan cedera akibat aktivitas seperti itu.
Beberapa kegiatan ekstrem lain yang pernah dilakukan antara lain merangkak di jalan pada malam hari, mencium tempat sampah, hingga memeluk orang asing di tempat umum.
BACA JUGA:Predator Seksual Anak Buronan US Marshals Ditangkap Ditjen Imigrasi saat Sedang Hendak Lakukan Ini!