
BACA JUGA:Hukum Merayakan Valentine's Day dalam Islam, Mengapa Umat Muslim Harus Waspada? Ini Kata Para Ulama
Dalam suasana yang penuh haru tersebut, Ustaz Derry menyatakan pentingnya kebersamaan dalam menyaksikan momen bersejarah ini.
"Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad. Para ibu di sini juga menjadi saksi," kata Ustaz Derry.
Bobon Santoso, yang lahir di Denpasar, Bali pada 16 November 1988, sebelumnya beragama Kristen.
Namun, perjalanan spiritualnya telah lama dimulai sebuah perjalanan yang sering kali diselingi dengan kegiatan amal dan berbagi kepada sesama.
BACA JUGA:Maskapai Baru ‘Indonesia Airlines’ Bikin Geger! Kemenhub: Belum Kantongi Izin Operasional
BACA JUGA:Sewa Mobil Bertahun Tahun Tak Dikembalikan dan Tak Dibayar, Emangnya Mobil Siapa Mak?
Sebagai seorang chef Bobon dikenal dengan aksi memasaknya yang unik sering kali menggunakan wajan dan kuali berukuran raksasa untuk menyediakan makanan dalam jumlah besar.
Makanan tersebut kemudian dibagikan kepada banyak orang, mencerminkan nilai-nilai kebaikan dan kepedulian yang dipegang teguh olehnya.
Keputusan Bobon untuk menjadi mualaf tidak terjadi secara tiba-tiba.
Ini merupakan hasil dari pencarian panjang akan makna hidup dan keyakinan.
Dalam pernyataannya, Bobon mengungkapkan bahwa ia menemukan hidayah yang membawanya pada keputusan ini.
BACA JUGA:Puasanya Serentak, Lebarannya Juga Bareng? Ini Prediksi Resmi Menag!
Dengan penuh rasa syukur, ia mengucapkan dua kalimat syahadat di hadapan para saksi yang hadir, "Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah," yang berarti "Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah."
Usai pembacaan syahadat, Ustaz Derry Sulaiman melantunkan takbir “Allahu Akbar” yang disambut antusias oleh para hadirin.