Maka Dahlan pun harus melepaskan jabatan dirut Jawa Pos.
Ia pun tidak mempermasalahkannya, lantaran mengira tidak akan lama bertugas.
Paling lama tiga tahun, setelahnya ia bisa kembali lagi ke Jawa Pos.
Ternyata dirinya tidak pernah bisa kembali ke Jawa Pos.
BACA JUGA:Wow! Pak Bas Minta Tambahan Dana IKN Rp16 T di 2026, Buat Apa?
BACA JUGA:Indonesia Seriusi Swasembada Gula Tahun 2026, Siapkan Rp1,5 triliun untuk Serap Panen Tebu
Pemegang saham mayoritas yang selama puluhan tahun hanya mengawasi dari jauh sudah menjadi sangat berkuasa di Jawa Pos.
Memang dirinya masih ditawari jadi komisaris, bukan Komut.
Ia menolak tawaran itu.
Maka sejak tahun 2009 dirinya sudah meninggalkan manajemen Jawa Pos.
BACA JUGA:Tragis! Pasien Kritis di Sampang Dirujuk Naik Perahu Kayu, Akses Medis Masih Terbatas
BACA JUGA:Bandara Komodo Masih Tertutup, Gunung Lewotobi Erupsi Dahsyat!
Tapi mayoritas pembaca mengira dirinya masih pimpinan Jawa Pos.
Diakui Dahlan, ia memang tidak pernah membuat pernyataan terbuka jika dirinya sudah bukan pimpinan Jawa Pos.
Dikatakan, ia mendapat saham di PT Jawa Pos sebagai hadiah atas prestasi membangun Jawa Pos.