Menghadapi Wabah Perundungan di Sekolah, Solusi Berbasis Aqidah Islam

Pendidikan Berbasis Aqidah Islam untuk Pencegahan Perundungan--

Perundungan Sebagai Ancaman Serius

BACAKORAN.CO - Aksi perundungan di lingkungan sekolah adalah masalah yang telah menghantui kita selama bertahun-tahun. Sayangnya, seiring berjalannya waktu, perundungan tidak hanya semakin persisten tetapi juga semakin sadis. 

Ini bukan lagi hanya tentang kata-kata kasar, melainkan mencakup pelecehan fisik, penganiayaan, dan bahkan meninggalkan trauma yang dalam bagi korban. Ini adalah fenomena yang sangat miris dan memilukan.

Baru-baru ini, kita disadarkan dengan kenyataan yang lebih menyakitkan lagi ketika mendengar berita terbaru tentang sebuah kasus perundungan di Empat Lawang, Sumatera Selatan.

Seorang siswa kelas 2 MTs menjadi korban pembuliannya oleh 12 siswa lainnya. Penderitaan korban berujung pada trauma yang parah, bahkan mengalami demam, dan terpaksa harus pindah sekolah. Kejadian ini mengguncang Empat Lawang, Sumatera Selatan.

BACA JUGA:Kapolres Bantah Korban Perundungan Patah Tulang

Orangtua korban, sebagai pihak yang bijak dan peduli terhadap anaknya, tidak tinggal diam. Mereka segera melapor kepada pihak kepolisian, memohon keadilan dan mencari solusi atas penderitaan yang menimpa anak mereka. 

Aipda Ariyanto, Kanit PPA Reskrim Polres Empat Lawang, mengkonfirmasi adanya insiden tragis ini.

Kini, korban dan 12 siswa yang terlibat dalam insiden ini akan berkoordinasi dengan Badan Perlindungan Anak dan Perempuan Lahat (Bapas Lahat) serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Empat Lawang. 

Mereka bertekad untuk melakukan klarifikasi lebih lanjut terkait peristiwa ini. Akan tetapi, disayangkan bahwa pihak sekolah tempat kejadian ini terjadi belum memberikan respon yang memadai terkait permasalahan serius ini.

BACA JUGA:Polres Metro Jakarta Barat Selidiki Dugaan Bullying Terhadap Anak Usia 8 Tahun

Sekarang, kita bertanya-tanya, bagaimana tanggapan pemerintah dalam menghadapi wabah perundungan di sekolah? Pemerintah sebenarnya telah melakukan upaya edukasi kepada orangtua, guru, dan siswa tentang bahaya perundungan ini. 

Bahkan, sudah ada peraturan yang diterapkan, yaitu Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015, yang bertujuan untuk mencegah dan menindak kekerasan di satuan pendidikan. 

Dalam kejadian ini sayangnya, peraturan ini belum mampu menyelesaikan persoalan ini secara tuntas, karena tidak mengatasi akar permasalahannya.

Menghadapi Wabah Perundungan di Sekolah, Solusi Berbasis Aqidah Islam

Hendra Agustian

Hendra Agustian


perundungan sebagai ancaman serius

bacakoran.co - aksi perundungan di lingkungan adalah masalah yang telah menghantui kita selama bertahun-tahun. sayangnya, seiring berjalannya waktu, perundungan tidak hanya semakin persisten tetapi juga semakin sadis. 

ini bukan lagi hanya tentang kata-kata kasar, melainkan mencakup pelecehan fisik,, dan bahkan meninggalkan trauma yang dalam bagi korban. ini adalah fenomena yang sangat miris dan memilukan.

baru-baru ini, kita disadarkan dengan kenyataan yang lebih menyakitkan lagi ketika mendengar berita terbaru tentang sebuah kasus perundungan di , sumatera selatan.

seorang siswa kelas 2 mts menjadi korban pembuliannya oleh 12 siswa lainnya. penderitaan korban berujung pada trauma yang parah, bahkan mengalami demam, dan terpaksa harus pindah sekolah. kejadian ini mengguncang empat lawang, sumatera selatan.

orangtua korban, sebagai pihak yang bijak dan peduli terhadap anaknya, tidak tinggal diam. mereka segera melapor kepada pihak kepolisian, memohon keadilan dan mencari solusi atas penderitaan yang menimpa anak mereka. 

aipda ariyanto, kanit ppa reskrim polres empat lawang, mengkonfirmasi adanya insiden tragis ini.

kini, korban dan 12 siswa yang terlibat dalam insiden ini akan berkoordinasi dengan badan perlindungan anak dan perempuan lahat (bapas lahat) serta dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak empat lawang. 

mereka bertekad untuk melakukan klarifikasi lebih lanjut terkait peristiwa ini. akan tetapi, disayangkan bahwa pihak sekolah tempat kejadian ini terjadi belum memberikan respon yang memadai terkait permasalahan serius ini.

sekarang, kita bertanya-tanya, bagaimana tanggapan pemerintah dalam menghadapi wabah perundungan di sekolah? pemerintah sebenarnya telah melakukan upaya edukasi kepada orangtua, guru, dan siswa tentang bahaya perundungan ini. 

bahkan, sudah ada peraturan yang diterapkan, yaitu permendikbud nomor 82 tahun 2015, yang bertujuan untuk mencegah dan menindak kekerasan di satuan pendidikan. 

dalam kejadian ini sayangnya, peraturan ini belum mampu menyelesaikan persoalan ini secara tuntas, karena tidak mengatasi akar permasalahannya.

banyak faktor yang menjadi penyebab maraknya perundungan, seperti pola asuh keluarga, pengaruh lingkungan pertemanan terhadap kepribadian anak, dan dampak media.

pola asuh keluarga dan pengaruhnya terhadap perundungan

salah satu faktor yang memainkan peran penting dalam perundungan adalah pola asuh keluarga.

bagaimana orang tua mendidik dan membimbing anak-anak mereka mempengaruhi perkembangan perilaku anak-anak itu sendiri. pola asuh yang kurang tepat bisa menjadi faktor pemicu perundungan.

dalam banyak kasus, keluarga yang kurang perhatian terhadap anak-anaknya atau bahkan terlibat dalam perilaku kekerasan rumah tangga dapat mempengaruhi cara anak-anak mereka berinteraksi dengan orang lain. 

anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak aman dan penuh konflik cenderung lebih rentan terlibat dalam perundungan di sekolah.

selain itu, kurangnya komunikasi dan pemahaman antara orang tua dan anak juga dapat menciptakan celah untuk terjadinya perundungan. 

ketika anak merasa tidak didukung oleh orang tuanya, mereka mungkin mencari pengakuan dan dukungan dari teman-teman sebaya, bahkan jika itu berarti bergabung dalam perilaku perundungan.

pengaruh lingkungan pertemanan terhadap perundungan

lingkungan pertemanan juga memainkan peran penting dalam kasus perundungan.

anak-anak yang bergaul dengan teman-teman yang cenderung melakukan perundungan memiliki risiko lebih tinggi untuk terlibat dalam perilaku tersebut.

mereka mungkin merasa tertekan untuk ikut serta dalam perundungan agar tidak menjadi target.

selain itu, budaya dan norma dalam lingkungan pertemanan dapat memengaruhi pandangan anak-anak tentang perundungan. jika perundungan dianggap sebagai sesuatu yang biasa atau bahkan dianggap sebagai tindakan keren, anak-anak cenderung lebih mungkin terlibat dalam perilaku tersebut.

peran media dalam meningkatkan perundungan

media, khususnya media sosial dan konten online, juga telah berkontribusi dalam meningkatnya perundungan. anak-anak dan remaja saat ini terpapar dengan berbagai konten yang dapat memengaruhi pandangan mereka tentang perundungan.

salah satu faktor yang signifikan adalah tontonan atau permainan berbasis kekerasan yang sangat mudah diakses melalui media online. 

konten-konten semacam ini dapat memberikan contoh perilaku agresif kepada anak-anak, dan mereka mungkin mencoba menirunya dalam kehidupan nyata. sayangnya, aturan yang ada belum mampu mengatasi pengaruh negatif media ini.

sekularisme dan liberalisme: faktor-faktor maraknya perundungan

selain faktor-faktor yang sudah disebutkan, ada dua faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam meningkatnya kasus perundungan, yaitu sekularisme dan liberalisme. 

kedua konsep ini, meskipun berbeda, memiliki dampak serius pada pandangan hidup anak-anak.

sekularisme adalah paham yang memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari. ini berarti nilai-nilai agama tidak lagi menjadi pedoman utama dalam tindakan dan perilaku sehari-hari.

anak-anak yang tumbuh dalam budaya sekularisme cenderung kehilangan pegangan moral yang kuat, dan ini dapat membuat mereka lebih rentan terlibat dalam perilaku perundungan.

liberalisme, di sisi lain, adalah paham kebebasan yang seringkali diartikan sebagai kebebasan untuk melakukan apa pun tanpa batasan moral atau etika. 

anak-anak yang diperkenalkan dengan pandangan hidup liberal cenderung lebih fokus pada nafsu dan ego mereka sendiri daripada pada nilai-nilai moral dan aturan agama. 

mereka mungkin lebih mementingkan diri sendiri daripada menghormati dan memahami perasaan orang lain.

hasilnya, anak-anak yang terpapar sekularisme dan liberalisme cenderung lebih sulit untuk memahami tujuan hidup mereka dan kurang mungkin menjadikan agama sebagai pedoman utama dalam kehidupan mereka sehari-hari.

pentingnya pendidikan berbasis aqidah islam dalam mencegah perundungan

pendidikan adalah kunci untuk mengatasi masalah perundungan ini. namun, pendidikan itu sendiri haruslah berlandaskan aqidah islam yang kuat. 

aqidah islam adalah landasan moral yang kuat bagi individu muslim, dan ini harus menjadi fokus utama dalam pendidikan anak-anak.

salah satu pendekatan pencegahan yang efektif adalah dengan memulai dari akar permasalahan, yaitu pola berpikir anak-anak. 

dalam pendidikan, kita harus memberikan edukasi yang berlandaskan pada aqidah islam, memahamkan hakikat kehidupan, dan mengajarkan konsep penghisaban atas setiap perbuatan.

pendidikan dan pola asuh di rumah juga harus berlandaskan pada aqidah islam. orang tua harus mampu memberikan teladan yang baik bagi anak-anak mereka. 

komunikasi yang terbuka dan hangat antara orang tua dan anak juga sangat penting dalam membentuk karakter yang baik.

kita tidak bisa mengabaikan pentingnya aqidah yang kokoh dalam membentuk generasi yang bertanggung jawab dan berakhlak mulia. 

oleh karena itu, orang tua harus membekali diri dengan pengetahuan agama islam agar dapat mengajarkannya kepada anak-anak mereka.

peran negara dalam mengatasi perundungan

selain peran individu, negara juga memiliki tanggung jawab dalam mengatasi perundungan di sekolah. 

pemerintah harus mengambil tindakan konkret untuk mengontrol media yang memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan anak-anak. tontonan dan konten media memegang peran penting dalam membentuk akhlak anak-anak.

sebagai generasi penerus yang akan membawa perubahan di masa depan, anak-anak kita harus tidak hanya cerdas secara teknologi tetapi juga bertaqwa dan berhati-hati dalam menghindari perbuatan dosa. 

dengan sistem pendidikan yang berbasis aqidah islam, kita dapat melahirkan generasi yang cemerlang dalam berbagai aspek kehidupan.

selama sekitar 13 abad penerapan sistem kepemimpinan islam, tidak pernah tercatat kasus perundungan dalam lingkungan pendidikan. 

hal ini terjadi karena negara fokus pada pembentukan generasi yang taat kepada allah swt. islam adalah satu-satunya panduan yang mampu memberikan solusi terhadap berbagai masalah kehidupan, termasuk perundungan ini.

bersama-sama melawan perundungan

wabah perundungan di sekolah adalah tantangan serius yang harus kita hadapi bersama sebagai masyarakat. 

solusi tidak hanya bergantung pada pemerintah atau sekolah, tetapi juga pada peran orang tua, individu, dan komunitas. 

kita harus bersatu dalam memberikan pendidikan yang benar dan berlandaskan aqidah islam kepada generasi muda kita.

hanya dengan cara ini kita dapat mengatasi masalah perundungan dan membentuk masa depan yang lebih baik bagi mereka. 

semoga allah swt memberikan petunjuk kepada kita semua dalam menjalankan tugas ini. 

dengan bersama-sama, kita dapat memberantas perundungan dan menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan beradab bagi anak-anak kita.(*)

Tag
Share