bacakoran.co

Pelaku Pasar Tunggu Laporan Perdagangan Indonesia, Begini Prediksi Pergerakan Rupiah di Awal Pekan

Rupiah diperkirakan melemah terhadap dolar AS dampak tensi eskalasi politik di Timur Tengah.--freepik

BACAKORAN.CO – Rupiah diprediksi bakal melanjutkan pelemahan pada perdagangan awal pekan, Senin (15/1/2024) pagi.

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dipicu meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah.

“Rupiah diperkirakan akan (lanjut) melemah karena ada kekhawatiran eskalasi tensi di Timur Tengah,” ujar Pengamat komoditas dan mata uang, Lukman Leong.

Menurutnya, para pelaku pasar masih cenderung wait and see menantikan laporan data perdagangan Indonesia di bulan Desember yang dirilis besok.

BACA JUGA:Begini Nasib Rupiah di Akhir Pekan saat Inflasi AS Lebihi Perkiraan dan Data Ekonomi China yang Membaik

Lukman memperkirakan rupiah diperdagangkan di kisaran Rp 15.500-15.600 per USD.

Senada diungkapkan Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi yang memperkirakan rupiah bakal melemah pada perdagangan awal pekan.

“Mata uang rupiah (bergerak) fluktuatif,” terangnya.

Rupiah diprediksi ditutup melemah pada rentang Rp 15.530-15.590 per USD.

BACA JUGA:Rupiah Dibuka Lunglai, Efek Angka Inflasi AS Melonjak Lebihi Perkiraan

Untuk diketahui, rupiah melemah terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (12/1/2024) sore.

Pergerakan rupiah dipengaruhi oleh data inflasi AS dan rilis data ekonomi China.

Data Bloomberg, rupiah melemah tipis 0,01 persen atau 1,4 poin ke posisi Rp15.550 per USD.

Sedangkan itu indeks dolar juga melemah 0,01 persen ke level 102,020.

Pelaku Pasar Tunggu Laporan Perdagangan Indonesia, Begini Prediksi Pergerakan Rupiah di Awal Pekan

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – diprediksi bakal melanjutkan pelemahan pada perdagangan awal pekan, senin (15/1/2024) pagi.

pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika serikat (as) dipicu meningkatnya tensi geopolitik di .

“rupiah diperkirakan akan (lanjut) melemah karena ada kekhawatiran eskalasi tensi di timur tengah,” ujar pengamat komoditas dan mata uang, lukman leong.

menurutnya, para pelaku pasar masih cenderung wait and see menantikan laporan data perdagangan indonesia di bulan desember yang dirilis besok.

lukman memperkirakan rupiah diperdagangkan di kisaran rp 15.500-15.600 per usd.

senada diungkapkan direktur pt laba forexindo berjangka ibrahim assuaibi yang memperkirakan rupiah bakal melemah pada perdagangan awal pekan.

“mata uang rupiah (bergerak) fluktuatif,” terangnya.

rupiah diprediksi ditutup melemah pada rentang rp 15.530-15.590 per usd.

untuk diketahui, rupiah melemah terhadap dolar as pada penutupan perdagangan akhir pekan, jumat (12/1/2024) sore.

pergerakan rupiah dipengaruhi oleh data inflasi as dan rilis data ekonomi china.

data bloomberg, rupiah melemah tipis 0,01 persen atau 1,4 poin ke posisi rp15.550 per usd.

sedangkan itu indeks dolar juga melemah 0,01 persen ke level 102,020.

adapun sejumlah mata uang asia bergerak bervariasi.

tercatat, yen jepang naik 0,20 persen, dolar singapura meningkat 0,07 persen, peso filipina plus 0,12 persen, rupee india melonjak 0,15 persen, yuan china naik tipis 0,08 persen, dan bath thailand menguat 0,09 persen.

mata uang yang senasib dengan rupiah yaitu dolar hong kong anjlok 0,01 persen, won korea ambles 0,07 persen, dan ringgit malaysia melemah 0,05 persen.

data ekonomi china menunjukkan beberapa perkembangan positif.

data inflasi dan perdagangan china mengisyaratkan beberapa tanda pemulihan pada bulan desember.

inflasi cpi meningkat sedikit dari bulan ke bulan, sementara ekspor tumbuh lebih besar dari perkiraan.

dibagian lain, inflasi as lebih tinggi dari perkiraan pada bulan desember.

ditambah tanda-tanda ketahanan pasar tenaga kerja memberikan dorongan yang lebih kecil bagi federal reserve system alias the fed untuk memangkas suku bunga acuan lebih awal.

berdasarkan laporan departemen tenaga kerja as, inflasi atau indeks harga konsumen (ihk) naik lebih dari perkiraan pada bulan desember, terutama karena masyarakat amerika harus membayar lebih mahal untuk tempat tinggal dan layanan kesehatan.

Tag
Share