Layanan Face Recognition di Tengah Dugaan Kebocoran Data, Begini Penjelasan PT KAI
Layanan face recognition masih berjalan baik di semua stasiun KAI ditengah kabar dugaan kebocoran data.--pt kai
BACA JUGA:Bareskrim Polri Endus Kebocoran Data KPU
PT KAI telah mengimplementasikan Sistem Manajemen Keamanan Informasi berstandar internasional ISO 27001 tentang Standardisasi Manajemen Keamanan Informasi.
Langkah selanjutnya, KAI akan bekerja sama dengan pihak berwajib mengusut kasus tersebut.
Joni kembali menegaskan bahwa KAI berkomitmen tidak akan tunduk akan kejahatan pemerasan.
"KAI secara berkala terus meningkatkan keamanan siber demi kenyamanan para pelanggan untuk tetap menggunakan jasa transportasi massal kereta api yang nyaman, aman dan tepat waktu," tukasnya.
BACA JUGA:Awalnya Dikenal Daerah Toke Kayu, Kini Tulung Selapan di Cap Sebagai Penjahat Cyber!
Seperti diketahui, PT KAI diduga alami kebocoran data akibat diserang ransomware.
Pelaku peretasan pun meminta tebusan bitcoin ke badan usaha milik negara (BUMN) penyelenggara jasa perkeretaapian tersebut.
Informasi peretasan tersebut diunggah akun TodayCyberNews di X (sebelumnya twitter).
Pelaku mengklaim telah mencuri data sensitif, termasuk informasi karyawan dan pengguna layanan PT KAI.
BACA JUGA:Edan, Saking Terkenalnya Jadi Tukang Tipu, Tulung Selapan Dijadikan Judul Skripsi Mahasiswa Unsri
Tak hanya itu, pelaku dikabarkan meminta tebusan berupa 11,69 bitcoin.
PT KAI diminta memenuhi tuntutan mereka hingga tenggat waktu yang diberikan yakni sampai 15 hari ke depan.
Dalam cuitan terbaru, kasus dugaan kebocoran data PT KAI disebut tengah menghadapi ancaman serius.
Pasalnya, pelaku serangan ransomware mengaku telah menyusup ke jaringan perusahaan selama seminggu ini.