Besok Pilpres 2024, Sikap Pelaku Pasar Ini Bikin Rupiah Ditutup Loyo
Sikap pelaku pasar yang khawatir jelang Pilpres 2024 membuat rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (13/2/2024).--Liputan6.com/Johan Tallo
BACA JUGA:Dampak Film Dirty Vote Pada Pemilu 2024 yang Bikin Kampanye Pilpres 2024 Ketat-ketir, Kenapa?
Tergantung pada hasil quick count Pilpres.
Hasil tersebut setidaknya akan memberikan gambaran apakah Pilpres akan berlangsung satu atau dua putaran.
Pilpres satu atau dua putaran akan memengaruhi sentimen investasi, terutama dari investor asing.
“Karena belum ada kejelasan mengenai kebijakan yang akan diambil ke depan,” tutur Ibrahim.
Sementara sentimen eksternal yaitu survei ekspektasi konsumen bulan Januari yang dirilis oleh Federal Reserve Bank of New York menunjukkan bahwa inflasi satu dan lima tahun mendatang tetap stabil pada angka masing-masing 3 persen dan 2,5 persen.
Proyeksi kenaikan inflasi tiga tahun mendatang turun menjadi 2,4 persen, dari sebelumnya 2,6 persen pada Desember. Ini merupakan angka terendah sejak Maret 2020.
Jajak pendapat Reuters, terang Ibrahim, menunjukkan bahwa para ekonom memperkirakan penjualan ritel pada bulan Januari akan mengalami penurunan sebesar 0,1 persen.
Setelah mencatatkan kenaikan sebesar 0,6 persen pada bulan sebelumnya.
BACA JUGA:Perbedaan Quick Count, Real Count dan Exit Poll dalam Hasil Pilpres 2024, Mana yang Lebih Akurat?
“Perubahan ekspektasi terhadap penurunan suku bunga bank sentral seiring dengan penurunan inflasi menjadi faktor utama yang memengaruhi pasar mata uang saat ini,” cetusnya.
Lanjutnya, data ketenagakerjaan yang kuat pada Februari 2024 telah mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada Maret.
Oleh karena itu, pasar lebih cenderung memperhatikan pergerakan pada bulan Mei sebagai kemungkinan yang lebih besar.