Data Properti AS di Luar Ekspekstasi Pasar, Begini Perkiraan Nilai Tukar Rupiah Hari Ini
Nilai tukar rupiah melemah pada perdagangan awal pekan saat data properti AS lebih lemah dari perkiraan.--
BACA JUGA:Nasib Rupiah Pagi Ini setelah Prabowo – Gibran Unggul Telak versi Quick Count!
Bahkan, angka inflasi tersebut jauh melebihi ekspektasi pasar yang hanya memproyeksikan sebesar 2,9 persen.
Secara bulanan, tingkat inflasi bahkan mengalami kenaikan sebesar 0,3 persen pada Januari 2024, dibandingkan dengan 0,2 persen pada Desember 2023.
Penyebab kenaikan inflasi ini terutama disumbangkan oleh lonjakan harga di sektor perumahan dan makanan.
Tingkat inflasi inti, yang tidak termasuk energi dan makanan, mencapai 3,9 persen (yoy) pada Januari 2024, sama dengan yang tercatat pada Desember 2023.
BACA JUGA:Besok Pilpres 2024, Sikap Pelaku Pasar Ini Bikin Rupiah Ditutup Loyo
Kondisi inflasi yang masih tinggi ini membuat pelaku pasar semakin pesimis terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga Federal Reserve alias The Fed.
Selain itu, ketegangan semakin meningkat dengan data pasar tenaga kerja yang masih panas.
Pada pekan yang berakhir pada 10 Februari 2024, jumlah klaim pengangguran malah turun menjadi 212.000, yang ternyata lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang mencapai 220.000.