bacakoran.co

Bintang Balqis, Santri yang Tewas Dianiaya Kakak Kelas di Pondok Pesantren Kediri, Ini Pesan Terakhirnya

Bintang Balqis Maulana Santri yang Tewas Dianiaya Kakak Kelas di Pondok Pesantren Kediri--Instagram/folkrame

“Kakak-kakaknya bilang dia dianiaya oleh kakak kelasnya. Dia takut dan minta tolong ke ibunya. Tapi ibunya tidak tahu karena sibuk kerja. Kami baru tahu setelah dia meninggal,” kata Mia.

BACA JUGA:Viral! Pria di Kupang yang Mengalami Gangguan Jiwa Bunuh Diri Usai Membunuh Ayahnya, Kok Bisa?

Keluarga korban menduga bahwa Bintang menjadi korban bullying atau perundungan di pondok pesantren.

Mereka meminta pihak berwajib untuk mengusut kasus ini dan memberikan hukuman yang setimpal bagi pelaku.

“Kami minta keadilan untuk adik kami. Kami minta pelaku dihukum seberat-beratnya. Kami juga minta pihak pondok pesantren bertanggung jawab atas kematian adik kami,” tegas Mia.

Seperti yang diketahui tersebar di medsos (media sosial) Bintang ternyata pernah mengirim pesan lewat WhatsApp (WA) kepada ibunya, Suyanti (38), memohon agar dijemput dari pondok pesantren.

Suyanti, ibu dari korban santri Pondok Pesantren PPTQ AI Hanifiyyah, Mojo, Kediri, Jawa Timur yang tewas mengenaskan.

Mengungkapkan bahwa anaknya sempat meminta tolong dan minta dijemput dari pasantrennya, di Mojo, Kediri, pada Senin (19/2/2024) lalu.

BACA JUGA:Innalillahi Wainnailaihi Rojiun, 3.931 Panwaslu Alami Musibah, 45 di Antaranya Meninggal, Ini Langkah Bawaslu

Suyanti mengatakan bahwa anaknya Bintang hanya mengirim pesan singkat. 

Ia pun menyuruh anaknya untuk bersabar sampai bulan Ramadhan untuk pulang. 

Namun, dia tetap mendesak untuk segera dijemput.

“Cepet sini. Aku takut ma, ma tolong. Sini cepet jemput,” itulah isi pesan yang dikirim Bintang kepada ibunya.

BACA JUGA:Deni Victoria : Ini Kemenangan Bersama, Partai Demokrat Pecahkan Rekor Raih 5 Kursi, Ini Rahasianya

Suyanti hanya bisa memberi pesan dan menyarankan anaknya untuk melaporkan kepada kiai pengasuh pesantren jika ada masalah. 

Bintang Balqis, Santri yang Tewas Dianiaya Kakak Kelas di Pondok Pesantren Kediri, Ini Pesan Terakhirnya

Deby Tri

Deby Tri


bacakoran.co - , seorang pptq al hanifiyyah di kediri, meninggal dunia secara tragis akibat penganiayaan oleh kakak kelasnya.

keluarga menuntut keadilan dan mengungkap fakta-fakta mengerikan yang terjadi sebelum kematian bintang.

adalah anak bungsu dari empat bersaudara.

ia dikirim oleh orang tuanya ke untuk menghafal al-quran.

namun, harapan orang tuanya untuk melihat anaknya menjadi hafiz berakhir dengan pilu.

pada hari kamis, 22 februari 2024, pihak pondok pesantren mengabarkan bahwa meninggal karena jatuh di kamar mandi.

namun, keluarga korban tidak percaya dengan alasan tersebut.

mereka mendapati tubuh penuh dengan luka lebam, bekas jeratan, dan sundutan rokok.

“kami curiga ada yang tidak beres. kami minta kain kafannya dibuka dan kami lihat ada luka-luka di tubuhnya. ada luka jeratan di leher, hidungnya patah, dan ada bekas rokok di sekujur tubuhnya,” ungkap mia nur khasanah, kakak bintang.

mia juga mengatakan bahwa bintang sempat mengirim pesan kepada ibunya sehari sebelum meninggal.

bintang meminta ibunya untuk menjemputnya karena ia takut.

sayangnya, ibunya tidak sempat menjawab pesan tersebut karena sibuk bekerja.

“kakak-kakaknya bilang dia dianiaya oleh kakak kelasnya. dia takut dan minta tolong ke ibunya. tapi ibunya tidak tahu karena sibuk kerja. kami baru tahu setelah dia meninggal,” kata mia.

keluarga korban menduga bahwa bintang menjadi korban bullying atau perundungan di pondok pesantren.

mereka meminta pihak berwajib untuk mengusut kasus ini dan memberikan hukuman yang setimpal bagi pelaku.

“kami minta keadilan untuk adik kami. kami minta pelaku dihukum seberat-beratnya. kami juga minta pihak pondok pesantren bertanggung jawab atas kematian adik kami,” tegas mia.

seperti yang diketahui tersebar di medsos (media sosial) bintang ternyata pernah mengirim pesan lewat whatsapp (wa) kepada ibunya, suyanti (38), memohon agar dijemput dari pondok .

suyanti, ibu dari korban santri pondok pesantren pptq ai hanifiyyah, mojo, kediri, jawa timur yang tewas mengenaskan.

mengungkapkan bahwa anaknya sempat meminta tolong dan minta dijemput dari pasantrennya, di mojo, kediri, pada senin (19/2/2024) lalu.

suyanti mengatakan bahwa anaknya bintang hanya mengirim pesan singkat. 

ia pun menyuruh anaknya untuk bersabar sampai bulan ramadhan untuk pulang. 

namun, dia tetap mendesak untuk segera dijemput.

“cepet sini. aku takut ma, ma tolong. sini cepet jemput,” itulah isi pesan yang dikirim bintang kepada ibunya.

suyanti hanya bisa memberi pesan dan menyarankan anaknya untuk melaporkan kepada kiai pengasuh pesantren jika ada masalah. 

untuk menenangkan anaknya, suyanti berjanji akan memberikan sepeda motor untuk bintang.

“doakan mama ma mbake. jaga diri jaga kesehatan. semangat belajar karena lulus satu tahun lagi motor menanti,” kata suyanti kepada bintang.

namun, harapan itu pupus karena bintang anak bungsu itu tewas  oleh seniornya. 

ia pun menangis histeris melihat jenazah anaknya dalam keadaan penuh luka dan lebam.

sebelumnya, kapolres kediri kota akbp bramastyo priaji menyatakan bahwa polisi telah memastikan bintang balqis maulana (14)  asal desa karangharjo, kecamatan glenmore, banyuwangi itu tewas .

ia menuturkan bahwa ada empat  yang merupakan , yaitu mn (18) asal sidorjo, ma (18) asal nganjuk, af (16) denpasar.

dan ak (17) kota surabaya yang merupakan teman seangkatan dan kakak kelas korban di mts.

menurut akbp bramastyo priaji, motif  ini diduga karena adanya kesalahpahaman antara tersangka dan korban. 

namun, ia akan mengusut lebih lanjut  tersebut dalam penyidikan ini.

“motif diduga karena kesalahpahaman antara anak-anak pelajar. jadi antara mereka mungkin ada salah paham kemudian terjadi penganiayaan yang dilakukan berulang-ulang,” ujarnya.

kasus ini terungkap ketika pihak keluarga korban merasa curiga dengan jenazah anaknya yang diantar oleh pihak pesantren. 

awalnya pengantar jenazah mengatakan bintang meninggal karena terpeleset di kamar mandi. 

namun, keluarga merasa ada yang janggal ketika melihat darah yang menetes dari keranda jenazah. 

ketika kain kafan dibuka, tampak luka dan lebam di seluruh tubuh korban. (*)

Tag
Share