Santri Tewas di Ponpes Jambi, Jadi Korban Penganiayaan! Orangtua Tunjukkan Bukti Foto Penuh Luka di..

Santri Tewas di Ponpes Jambi karena jadi koran Penganiayaan, orang tua tunjukan bukti foto --X/@Little_secret9

BACAKORAN.CO - Sebuah tragedi mengerikan terjadi di sebuah pondok pesantren (ponpes) di Kabupaten Tebo, Jambi.

Seorang santri berusia 13 tahun, AH, ditemukan meninggal dalam keadaan yang mencurigakan.

AH diduga menjadi korban penganiayaan.

Kematian AH bukanlah kematian biasa.

BACA JUGA:Motor Dinas Kepala Sekolah di Dipakai Jambret Antar Provinsi, Siapa Pelakunya?

Ia ditemukan meninggal pada malam Selasa, 14 November 2023, di tempat ia menuntut ilmu.

Meski sudah berbulan-bulan berlalu, orang tuanya masih merasa ada yang tidak beres dengan kematian putranya.

Orang tua AH, Salim Harahap, merasa ada banyak kejanggalan atas kematian putranya.

Ia menerima kabar duka itu bukan dari pihak pondok pesantren, melainkan dari tetangganya melalui pesan Whatsapp.

BACA JUGA:Astagfirullah! Bayi Baru Lahir Dibuang Ibunya ke Dalam Sumur, Suami Lapor Polisi

Ketika mencoba mencari informasi lebih lanjut ke pihak pondok pesantren, tidak ada balasan dari guru tempat putranya menuntut ilmu.

Pada pukul 22.00 WIB, jenazah AH dibawa oleh pihak pondok pesantren Raudhatul Mujawwidin ke simpang tower Desa Muara Kills.

Salim, yang merasa tidak terima, membawa jenazah putranya ke RSUD Sultan Thaha Syaifudin untuk dilakukan visum.

Hasil visum menunjukkan adanya luka bekas penganiayaan pada tubuh AH.

Santri Tewas di Ponpes Jambi, Jadi Korban Penganiayaan! Orangtua Tunjukkan Bukti Foto Penuh Luka di..

Deby Tri

Deby Tri


bacakoran.co - sebuah tragedi mengerikan terjadi di sebuah pondok pesantren (ponpes) di , jambi.

seorang berusia 13 tahun, ah, ditemukan meninggal dalam keadaan yang mencurigakan.

ah diduga menjadi .

kematian ah bukanlah .

ia ditemukan pada malam selasa, 14 november 2023, di tempat ia menuntut ilmu.

meski sudah berbulan-bulan berlalu, orang tuanya masih merasa ada yang tidak beres dengan kematian putranya.

orang tua ah, salim harahap, merasa ada banyak kejanggalan atas kematian putranya.

ia menerima kabar duka itu bukan dari pihak pondok pesantren, melainkan dari tetangganya melalui pesan whatsapp.

ketika mencoba mencari informasi lebih lanjut ke pihak pondok pesantren, tidak ada balasan dari guru tempat putranya menuntut ilmu.

pada pukul 22.00 wib, jenazah ah dibawa oleh pihak pondok pesantren raudhatul mujawwidin ke simpang tower desa muara kills.

salim, yang merasa tidak terima, membawa jenazah putranya ke rsud sultan thaha syaifudin untuk dilakukan visum.

hasil visum menunjukkan adanya luka bekas penganiayaan pada tubuh ah.

“luka pada bagian bibir dan mengeluarkan darah dari mulut dan di siku tangan kanan terdapat luka kemudian terdapat luka melepuh di bagian jari tangan dan kaki dan setelah dimiringkan badan jenazah kemudian mengeluarkan air seni,” ungkap salim.

namun, pihak pondok pesantren raudhatul mujawwidin memberikan pernyataan yang berbeda.

mereka mengatakan bahwa ah meninggal karena terkena sengatan listrik.

kasus ini pun dilaporkan oleh keluarga ah ke polisi.

pengacara kondang, hotman paris, juga turut serta dalam kasus ini.

ia mengungkapkan bahwa tim pengacaranya memberikan bantuan hukum pada keluarga korban.

Tag
Share