Jangan Kaget! Cicilan Mobil Motor Bakal Makin Mahal, Ini Biang Keroknya..

BI rate naik lazimnya dibarengi kenaikan suku bunga kredit kendaraan bermotor (KKB) sehingga membuat cicilan mobil dan motor naik.--senivpetro/freepik

BACAKORAN.CO – Keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan atau BI rate menjadi 6,25% bakal berimbas pada industri otomotif Indonesia.

Pasalnya, kenaikan BI rate biasanya diikuti dengan kenaikan suku bunga kredit kendaraan bermotor (KKB).

Jika itu terjadi, maka akan menyebabkan terjadinya penurunan daya beli masyarakat terhadap pembelian kendaraan bermotor, khususnya mobil.

Itu karena masyarakat kerap memanfaatkan fasilitas cicilan atau kredit perbankan untuk membeli mobil.

BACA JUGA:BI Rate Naik ke 6,25%, Suku Bunga BCA Bakal Langsung Disesuaikan? Simak Penjelasannya di Sini!

BACA JUGA:BI Rate Naik Jadi 6,25%, Bagaimana Nasib Cicilan KPR, Bakal Ikut Melonjak?

Sehingga tidak menutup kemungkinan masyarakat akan menunda, bahkan membatalkan rencana untuk membeli barang konsumtif.

Termasuk mobil yang dianggap sebagai barang mewah.

Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto berharap agar perusahaan pembiayaan menunda kenaikan suku bunga KKB untuk menghindari penurunan daya beli.

"Kenaikan suku bunga atau uang muka akan menurunkan daya beli," ujarnya kepada Bloomberg Technoz dikutip hari ini, Jumat (25/4/2024).

BACA JUGA:BI Rate Naik, Bank Pelat Merah Siapkan Sejumlah Langkah

Kenaikan BI rate ini terjadi ketika daya beli masyarakat terhadap mobil di Indonesia belum pulih sepenuhnya.

Seperti yang diperlihatkan oleh penurunan penjualan mobil dari pabrik ke dealer (wholesales) sebesar 23,9% menjadi 215.069 unit pada kuartal I-2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Namun, penjualan mobil mengalami peningkatan bulanan sebesar 5,7% menjadi 74.724 unit pada Maret 2024 dibandingkan dengan Februari 2024.

Jangan Kaget! Cicilan Mobil Motor Bakal Makin Mahal, Ini Biang Keroknya..

Ramadhan Evrin

Ramadhan Evrin


bacakoran.co – keputusan bank indonesia (bi) menaikkan suku bunga acuan atau menjadi 6,25% bakal berimbas pada indonesia.

pasalnya, kenaikan bi rate biasanya diikuti dengan kenaikan suku bunga kredit kendaraan bermotor (kkb).

jika itu terjadi, maka akan menyebabkan terjadinya penurunan daya beli masyarakat terhadap pembelian kendaraan bermotor, khususnya mobil.

itu karena masyarakat kerap memanfaatkan fasilitas cicilan atau kredit perbankan untuk membeli mobil.

sehingga tidak menutup kemungkinan masyarakat akan menunda, bahkan membatalkan rencana untuk membeli barang konsumtif.

termasuk mobil yang dianggap sebagai barang mewah.

ketua i gaikindo, jongkie sugiarto berharap agar perusahaan pembiayaan menunda kenaikan suku bunga kkb untuk menghindari penurunan daya beli.

"kenaikan suku bunga atau uang muka akan menurunkan daya beli," ujarnya kepada bloomberg technoz dikutip hari ini, jumat (25/4/2024).

kenaikan bi rate ini terjadi ketika daya beli masyarakat terhadap mobil di indonesia belum pulih sepenuhnya.

seperti yang diperlihatkan oleh penurunan penjualan mobil dari pabrik ke dealer (wholesales) sebesar 23,9% menjadi 215.069 unit pada kuartal i-2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

namun, penjualan mobil mengalami peningkatan bulanan sebesar 5,7% menjadi 74.724 unit pada maret 2024 dibandingkan dengan februari 2024.

penjualan ritel pun mengalami penurunan sebesar 15% menjadi 230.776 unit secara tahunan (year on year/yoy).

meski ia mengakui jika bi tentu telah mempertimbangkan berbagai aspek dalam kenaikan bi rate.

bukan hanya dari sektor otomotif.

"bi melihat dari berbagai macam aspek, tidak hanya dari penjualan otomotif," ucapnya.

kondisi sebaliknya, dimana penjualan mobil akan tumbuh kembali jika pertumbuhan ekonomi indonesia meningkat.

seperti diberitakan, setelah menahan suku bunga acuan dalam lima bulan beruntun, bank indonesia (bi) akhirnya resmi menaikkan bi rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25%.

keputusan itu berdasarkan hasil rapat dewan gubernur (rdg) periode april 2024.

kenaikan ini mengerek suku bunga deposit facility naik menjadi 5,50% dan suku bunga lending facility naik menjadi 7,00%.

gubernur bi perry warjiyo mengatakan, keputusan menaikkan suku bunga acuan bertujuan untuk memperkuat stabilitas rupiah menghadapi potensi risiko global.

serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk menjaga inflasi tetap berada dalam sasaran 2,5±1% pada tahun 2024 dan 2025.

untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, lanjut perry, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth,” ujarnya dalam konferensi pers rdg bi.

dijelaskan, alasan bi meningkatkan suku bunga adalah kondisi ketidakpastian global yang dipicu oleh perubahan arah penurunan suku bunga bank sentral alias the fed.

“meningkatnya ketegangan politik di timur tengah,” ungkapnya.

dimana awalnya the fed diperkirakan akan memangkas suku bunganya pada paruh kedua tahun 2024 ini.

namun, banyak pihak memprediksi bahwa the fed akan menahan suku bunganya pada level yang tinggi karena ketidakpastian global yang masih berlangsung.

terutama dengan adanya konflik antara iran dan israel.

faktor lain yang dipertimbangkan oleh bi adalah inflasi global yang masih tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang kuat di amerika serikat (as).

Tag
Share