bacakoran.co

Dewan Pakar IKON : Naskah Nusantara Adalah Identitas Lokal Suatu Daerah

IDENTITAS : Ketua Dewan Pakar Program Pengarusutamaan Naskah Nusantara sebagai IKON, Dr Mukhlis PaEn, ketika menyampaian pemaparan. (foto : doni bae)--

BACAKORAN.CO -- Ketua Dewan Pakar Program Pengarusutamaan Naskah Nusantara sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON) Dr Mukhlis PaEni  mengatakan jika manuskrip atau naskah kuno nusantara adalah identitas lokal suatu daerah.

Menurutnya setiap daerah yang ada di Indonesia yang menjadi pusat tradisi besar pada masanya. Naskah memberikan endapan ingatan terhadap keunikan lokal yang ada di daerah tersebut.

Pernyataan itu diungkapnya ketika menjadi salah satu narasumber Sosialisasi Program Pengarusutamaan Naskah Nusantara sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON) di Hotel Harper Palembang, Selasa malam 30 April 2024.

"Naskah nusantara yang ada di Sumatera Selatan ini, keunikan apa yang ada di dalamnya,"ucapnya dalam acara yang digelar oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia (RI) bekerjasama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANASSA) itu.

BACA JUGA:Usulkan Naskah Simbur Cahaya Dalam Ingatan Kolektif Nasional Sumatera Selatan 2024

BACA JUGA:Aduh, Banyak Naskah Kuno Palembang Rusak dan di Bakar Pemiliknya

Pakar yang pernah  membuat micro film terhadap 5.600 naskah kuno di Sulawesi Selatan itu mencontohkan jika salah satu naskah kuno di daerah asalnya tersebut
ada idetitas lokal di dalamnya yang di naskah nusantara daerah lain tidak di temukan.



"Misalnya saja naskah nusantara Bugis, yang membicarakan bagaimana perahu itu di bangun. Jadi ada salah satu transkip mengenai arsitektural mengenai perahu,"ujarnya.

"Saya kira, tidak ada satupun naskah nusantara di daerah lain yang membicarakan mengenai perahu,"imbuhnya.

BACA JUGA:Wow! Kabupaten Ini Ternyata Banyak Simpan Manuskrip Kuno Akasara Ulu, Ini Contohnya dari Abad 18

BACA JUGA:Murah Banget! 7 Hp Flagship Samsung Galaxy Turun Harga di Awal Tahun 2024, Ada Seri Apa Aja?

Dia mengatakan jika di Sumatera Selatan ini cukup banyak naskah nusantara yang dapat menjadi identitas lokal.

Dalam kegiatan yang dikoordinir Dinas Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan serta MANASSA  Komisariat Sumatera Selatan itu,  Mukhlis PaEni,   menjelaskan  jika naskah nusantara adalah endapan pikiran intelektual masa lampau yang terekam dalam naskah.



"Berbahagialah saudara-saudara yang ada di Palembang, karena generasi masa lampau bisa mengkristalisasi pikirannya dalam naskah sehingga bisa sampai kepada kita,"jelasnya.

Sosialisasi IKON di Palembang tersebut di buka oleh Kepala Dinas Perpustakaan Daerah Sumatera Selatan M. Zaki Aslam, S.IP., M.Si.  

Dia mengutip pendapat Prof Dr Oman Fathurahman M Hum, yang juga merupakan Dewan Pakar Program Pengarusutamaan Naskah Nusantara sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON).

Menurutnya ada  7  aspek agar pelestarian naskah kuno dapat berjalan dengan baik. "Tujuh aspek tersebut  yaitu regulasi dan kebijakan,  pemilik manuskrip kuno, konservasi, restorasi, digitalisasi, jejaring global,  database berbasis big data dan Sumber Daya Manusia unggul berkualifikasi.



"Karena itu kami mengajak berkolaborasi dalam melestarikan, perlindungan dan pengembangan naskah kuno di Sumatera Selatan,"ucapnya.

BACA JUGA:Amalkan Sebelum Tidur! 3 Surah Pelindung Diri dari Gangguan Jin ataupun Santet, Begini Caranya..

BACA JUGA:5 Manfaat Tanaman Lidah Buaya untuk Kesehatan Kulit! Bisa Bantu Perawatan Rambut Rontok Juga Lho...

Dia mengungkapkan jika Perpustakan Daerah Sumatera Selatan  juga telah melakukan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan pelestarian naskah kuno.

Diantaranya kata dia memberikan pengetahuan dan pelatihan kepada mahasiswa tentang hurup dan membaca naskah kuno yang menggunakan huruf ulu atau hurup Kaganga. "Kemudian penggunaan huruf ulu untuk nama-nama jalan, intansi dan lainnya.


Sementara itu, Dr Aditya Gunawan MA, mewakili  Perpusnas RI mengatakan  Kegiatan ini di lakukan sebagai salah satu upaya membangkitkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya Naskah Nusantara atau manuskrip kuno yang masih banyak tersebar di Nusantara.  

Selain itu, naskah yang diregistrasi sebagai IKON akan lebih mudah dikenali oleh masyarakat dan menjadi kebanggaan pemilik budayanya.

BACA JUGA:Comeback, HP 'Jadul' Nokia 3210 Siap Menggemparkan Pasar Dengan di Rilis Kembali Versi Modern

BACA JUGA:9 Kode Redeem ML Terbaru Hari ini 1 Mei 2024: Awal Bulan Jadi Makin Happy Dengan Hadiah Gratis dari Moonton

Bahkan naskah nusantara yang memiliki nilai-nilai signifikasi sosial, budaya yang kuat dan penting bukan hanya bagi masyarakat Indonesia bahkan masyarakat dunia saat ini sudah menjadi  Memory of the Wodr (MoW) yang tercatat di UNESCO.

Program ini akan diselenggarakan di 6 daerah, yaitu di  Kabupaten Badung, Bali, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sumatera Selatan dan  Provinsi Sumatera Utara.

Dalam Sosialisasi Program Pengarusutamaan Naskah Nusantara sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON) di Palembang, juga menghadirkan tiga pembicara lokal.

Ketiganya yaitu Ketua  Manassa Komisariat Sumatera Selatan, Dr. Nyimas Umi Kalsum, S. Ag., M Hum (Universitas Islam Negeri Raden Fatah), Ketua Masyarakat Sejarah Indonesia (MSI) Sumatera Selatan Dr. Farida Warga Dalem (Univeristas Sriwijaya) dan KH. Mal'an Abdullah, M.HI. (Ulama, Peneliti Naskah Kuno)

BACA JUGA:6 Rekomendasi Bedak Marcks yang Bisa Mencerahkan dan Menghilangkan Jerawat, Yuk Intip Variannya...

BACA JUGA:Siap Guncangkan Pasar, Yamaha NMax Terbaru 2024 Tampil Kece Dengan Berbagai Upgrade, Segini Harganya...

Salah satu materi yang dibahas adalah mengenai Naskah Undang-undang Simbur Cahaya  yang bekal disulkan sebagai IKON tahun 2024 dari Sumatera Seatan.

Dalam diskusi yang diikuti para peserta dari Dinas Kebudayaan, Dinas Perpustakaan, Sejarawan, Pemilik Naskah Kuno, Mahasiswa, Pelajar SMA sederajat itu  terungkap jika perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai Naskah UU Simbur Cahaya, baik mengenai penulis, dimana di tulis, isi serta versi naskah yang ada di masyakat dan naskah asli yag tersimpan di Museum Leiden, Belanda.

Dewan Pakar IKON : Naskah Nusantara Adalah Identitas Lokal Suatu Daerah

Doni Bae

Doni Bae


bacakoran.co -- ketua dewan pakar program sebagai   mengatakan jika atau nusantara adalah identitas lokal suatu daerah.

menurutnya setiap daerah yang ada di indonesia yang menjadi pusat tradisi besar pada masanya. naskah memberikan endapan ingatan terhadap keunikan lokal yang ada di daerah tersebut.

pernyataan itu diungkapnya ketika menjadi salah satu narasumber sosialisasi program pengarusutamaan naskah nusantara sebagai ingatan kolektif nasional (ikon) di hotel harper palembang, selasa malam 30 april 2024.

"naskah nusantara yang ada di sumatera selatan ini, keunikan apa yang ada di dalamnya,"ucapnya dalam acara yang digelar oleh perpustakaan nasional (perpusnas) republik indonesia (ri) bekerjasama dengan masyarakat pernaskahan nusantara (manassa) itu.



pakar yang pernah  membuat micro film terhadap 5.600 naskah kuno di sulawesi selatan itu mencontohkan jika salah satu naskah kuno di daerah asalnya tersebut
ada idetitas lokal di dalamnya yang di naskah nusantara daerah lain tidak di temukan.



"misalnya saja naskah nusantara bugis, yang membicarakan bagaimana perahu itu di bangun. jadi ada salah satu transkip mengenai arsitektural mengenai perahu,"ujarnya.

"saya kira, tidak ada satupun naskah nusantara di daerah lain yang membicarakan mengenai perahu,"imbuhnya.



dia mengatakan jika di sumatera selatan ini cukup banyak naskah nusantara yang dapat menjadi identitas lokal.

dalam kegiatan yang dikoordinir dinas perpustakaan provinsi sumatera selatan serta manassa  komisariat sumatera selatan itu,  mukhlis paeni,   menjelaskan  jika naskah nusantara adalah endapan pikiran intelektual masa lampau yang terekam dalam naskah.



"berbahagialah saudara-saudara yang ada di palembang, karena generasi masa lampau bisa mengkristalisasi pikirannya dalam naskah sehingga bisa sampai kepada kita,"jelasnya.

sosialisasi ikon di palembang tersebut di buka oleh kepala dinas perpustakaan daerah sumatera selatan m. zaki aslam, s.ip., m.si.  

dia mengutip pendapat prof dr oman fathurahman m hum, yang juga merupakan dewan pakar program pengarusutamaan naskah nusantara sebagai ingatan kolektif nasional (ikon).

menurutnya ada  7  aspek agar pelestarian naskah kuno dapat berjalan dengan baik. "tujuh aspek tersebut  yaitu regulasi dan kebijakan,  pemilik manuskrip kuno, konservasi, restorasi, digitalisasi, jejaring global,  database berbasis big data dan sumber daya manusia unggul berkualifikasi.



"karena itu kami mengajak berkolaborasi dalam melestarikan, perlindungan dan pengembangan naskah kuno di sumatera selatan,"ucapnya.



dia mengungkapkan jika perpustakan daerah sumatera selatan  juga telah melakukan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan pelestarian naskah kuno.

diantaranya kata dia memberikan pengetahuan dan pelatihan kepada mahasiswa tentang hurup dan membaca naskah kuno yang menggunakan huruf ulu atau hurup kaganga. "kemudian penggunaan huruf ulu untuk nama-nama jalan, intansi dan lainnya.


sementara itu, dr aditya gunawan ma, mewakili  perpusnas ri mengatakan  kegiatan ini di lakukan sebagai salah satu upaya membangkitkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya naskah nusantara atau manuskrip kuno yang masih banyak tersebar di nusantara.  

selain itu, naskah yang diregistrasi sebagai ikon akan lebih mudah dikenali oleh masyarakat dan menjadi kebanggaan pemilik budayanya.



bahkan naskah nusantara yang memiliki nilai-nilai signifikasi sosial, budaya yang kuat dan penting bukan hanya bagi masyarakat indonesia bahkan masyarakat dunia saat ini sudah menjadi  memory of the wodr (mow) yang tercatat di unesco.

program ini akan diselenggarakan di 6 daerah, yaitu di  kabupaten badung, bali, kabupaten banyuwangi, jawa timur, kota bima, nusa tenggara barat, provinsi sulawesi selatan, provinsi sumatera selatan dan  provinsi sumatera utara.

dalam sosialisasi program pengarusutamaan naskah nusantara sebagai ingatan kolektif nasional (ikon) di palembang, juga menghadirkan tiga pembicara lokal.

ketiganya yaitu ketua  manassa komisariat sumatera selatan, dr. nyimas umi kalsum, s. ag., m hum (universitas islam negeri raden fatah), ketua masyarakat sejarah indonesia (msi) sumatera selatan dr. farida warga dalem (univeristas sriwijaya) dan kh. mal'an abdullah, m.hi. (ulama, peneliti naskah kuno)



salah satu materi yang dibahas adalah mengenai naskah undang-undang simbur cahaya  yang bekal disulkan sebagai ikon tahun 2024 dari sumatera seatan.

dalam diskusi yang diikuti para peserta dari dinas kebudayaan, dinas perpustakaan, sejarawan, pemilik naskah kuno, mahasiswa, pelajar sma sederajat itu  terungkap jika perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai naskah uu simbur cahaya, baik mengenai penulis, dimana di tulis, isi serta versi naskah yang ada di masyakat dan naskah asli yag tersimpan di museum leiden, belanda.

Tag
Share