bacakoran.co

Tenang, 62 Ton Obat-obatan dan 36 Dokter Disiapkan Kemenag untuk Jamaah Haji Indonesia di Tanah Suci

Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) telah siapkan 62 ton obat-obatan untuk menjaga kesehatan para jamaah haji selama di Tanah Suci.-kemenag-

BACAKORAN.CO - Jamaah haji Indonesia tidak usah khawatir jika alami masalah kesehatan ketika berhaji di Tanah Suci. Ini karena Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Agama (Kemenag) telah siapkan obat-obatan untuk keperluan jamaah haji Indonesia di Tanah Suci.

Tak tanggung-tanggung, obat-obatan yang dibawa dari Tanah Air ke Tanah Suci seberat 62 ton. Obtan-obatan sebanyak itu dibawa ke Arab Saudi setelah memperhitungkan kondisi kesehatan pada jamaah haji Indonesia.  

Adalah Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) yang menyiapkan 62 ton obat-obatan untuk jamaah haji. Menurut Kasie Kesehatan KKHI Madinah Muhammad Firdaus, obat sebanyak 62 ton itu berasal dari stok pada 2023 dan penambahan kebutuhan obat di 2024. 

"Jika nanti masih ada sisa, akan dilakukan stok opname lagi untuk kebutuhan 2025," ungkap Firdaus.

BACA JUGA:Mengenal Kartu ID dan Gelang

Kata Firdaus, kebutuhan 62 ton obat-obatan itu terbagi menjadi tiga jenis. Yaitu jenis obat-obatan yang sifatnya vital, esensial, dan non esensial. 

Obat untuk kebutuhan sifatnya vital itu misalnya untuk mengobati penyakit jantung. Untuk obat khusus penyakit ini, ada penambahan 20 persen.


Kepala KKHI Madinah, dr. Karmijono (tengah) bersama Kasi Kesehatan PPIH Arab Saudi dr. Firdaus-kemenag-

"Kebutuhan obat ini sifatnya vital, esensial, dan non esensial. Kalau vital itu ada penambahan sekitar 20 persen. Vital itu misalnya jantung," ungkap Firdaus.

"Kemudian, ada obat yang sifatnya esensial ada penambahan 20 persen, dan vitamin cukup 5 persen," lanjut Firdaus.

Berkaca pada kejadian pada haji tahun lalu, kata Firdaus, penyakit yang paling banyak diderita jamaah haji adalah hipertensi, gangguan dislipidemia (gangguan lemak dan kolesterol), dan diabetes melitus.

Tahun ini penyelenggaraan haji lebih ketat. Semua jamaah haji yang beranglat tahun ini telah jalani pengecekan kondisi kesehatan.

BACA JUGA:Musim Haji Tiba, Daftar Obat Yang Disarankan Dibawa Selama Berhaji di Tanah Suci, Buat Jaga-Jaga!

Langkah itu dilakukan sebelum jamaah haji melakukan pembayaran pelunasan biaya haji. Hanya, perbedaan cuaca Tanah Suci yang lebih panas ketimbang di Tanah Air, bisa saja menjadi gangguan bagi jamaah haji Indonesia.  

Tenang, 62 Ton Obat-obatan dan 36 Dokter Disiapkan Kemenag untuk Jamaah Haji Indonesia di Tanah Suci

Kumaidi

Kumaidi


bacakoran.co - jamaah haji indonesia tidak usah khawatir jika alami masalah kesehatan ketika berhaji di tanah suci. ini karena pemerintah indonesia melalui kementrian agama (kemenag) telah siapkan obat-obatan untuk keperluan jamaah haji indonesia di tanah suci.

tak tanggung-tanggung, obat-obatan yang dibawa dari tanah air ke tanah suci seberat 62 ton. obtan-obatan sebanyak itu dibawa ke arab saudi setelah memperhitungkan kondisi kesehatan pada jamaah haji indonesia.  

adalah kantor kesehatan haji indonesia (kkhi) yang menyiapkan 62 ton obat-obatan untuk jamaah haji. menurut kasie kesehatan kkhi madinah muhammad firdaus, obat sebanyak 62 ton itu berasal dari stok pada 2023 dan penambahan kebutuhan obat di 2024. 

"jika nanti masih ada sisa, akan dilakukan stok opname lagi untuk kebutuhan 2025," ungkap firdaus.

kata firdaus, kebutuhan 62 ton obat-obatan itu terbagi menjadi tiga jenis. yaitu jenis obat-obatan yang sifatnya vital, esensial, dan non esensial. 

obat untuk kebutuhan sifatnya vital itu misalnya untuk mengobati penyakit jantung. untuk obat khusus penyakit ini, ada penambahan 20 persen.


kepala kkhi madinah, dr. karmijono (tengah) bersama kasi kesehatan ppih arab saudi dr. firdaus-kemenag-

"kebutuhan obat ini sifatnya vital, esensial, dan non esensial. kalau vital itu ada penambahan sekitar 20 persen. vital itu misalnya jantung," ungkap firdaus.

"kemudian, ada obat yang sifatnya esensial ada penambahan 20 persen, dan vitamin cukup 5 persen," lanjut firdaus.

berkaca pada kejadian pada haji tahun lalu, kata firdaus, penyakit yang paling banyak diderita jamaah haji adalah hipertensi, gangguan dislipidemia (gangguan lemak dan kolesterol), dan diabetes melitus.

tahun ini penyelenggaraan haji lebih ketat. semua jamaah haji yang beranglat tahun ini telah jalani pengecekan kondisi kesehatan.

langkah itu dilakukan sebelum jamaah haji melakukan pembayaran pelunasan biaya haji. hanya, perbedaan cuaca tanah suci yang lebih panas ketimbang di tanah air, bisa saja menjadi gangguan bagi jamaah haji indonesia.  

untuk mengawalm kondisi kesehatan para jamaah haji indonesia selama beribadah haji di tanah suci, kkhi madinah menyiapkan 26 dokter, termasuk dokter spesialis, dan 36 perawat. 

di kkhi madinah, terdapat fasilitas ruang unit gawat darurat (ugd) yang memiliki 10 tempat tidur, ruang high care unit (hcu) dengan kapasitas delapan tempat tidur. 

kemudian ruang rawat inap laki-laki dan perempuan yang masing-masing berkapasitas delapan belas tempat tidur. kkhi juga menyediakan ruang khusus psikiatri yang memiliki delapan tempat tidur.


menag yaqut qoumas saat berdialog dengan jamaah haji indonesia-kemenag-

"ruang khusus psikiatri ini selalu terisi. kasusnya macam-macam, ada gangguan jiwa. screening untuk psikiatri dimulai di tanah air, tapi di arab saudi gejala-gejalanya muncul,” terang firdaus.

kata firdaus, gejala-gejala itu berbagai hal. mulai dari tekanan, cuaca yang panas, dan kondisi yang tidak nyaman, kadang membuat gangguan kejiwaan muncul.

ditambahkan kepala kkhi madinah dr karmijono, tahun lalu jamaah haji yang dirawat di hcu umumnya karena stroke, shock hipokolemik, dan shock kardiogenik.

kkhi menerapkan aturan, jamaah dirawat maksimal 3x24 jam. jika tidak ada perubahan, dirujuk ke rumah sakit di arab saudi.

"tapi, itu tidak saklek. kalau 1 x 24 jam kok tidak ada perbaikan dengan pengobatan yang diberikan juga harus dirujuk. keselamatan pasien harus diutamakan,” ucap karmijono.

langkah ini diambil, keterbatasan alat meski semua kemampuan telah dikerahkan. sehingga, patokannya pakai 1x24 jam. 

pihaknya diuntungkang dengan baiknya hubungan menteri kesehatan dengan menteri haji arab saudi. "paling tidak, kalau butuh pertolongan, diprioritaskan,” tukasnya. 

Tag
Share