Bisa Bikin Gaduh Masyarakat, Muhammadiyah Desak Kemendikbud Tarik Peredaran Buku Panduan Ini, Apa Sih Isinya?
Buku Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra keluran Kemendikbudristek menuai kontroversi. Isinya merekomendasikan buku yang mengandung kekerasan fisik dan seksual. Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah mendesak agar buku ini segera ditarik dari peredaran.--istimewa
BACAKORAN.CO – Buku 'Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra' yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menuai kontroversi.
Pasalnya, buku panduan itu merekomendasikan buku-buku sastra yang mengandung kekerasan fisik dan seksual.
Adapun buku “Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra' itu merekomendasikan buku-buku sastra sesuai jenjang pendidikan dari SD hingga SMA sederajat.
Setiap buku yang direkomendasikan disertai dengan ringkasan singkat serta penafian atau disclaimer mengenai kekerasan verbal, kekerasan fisik hingga seksualitas.
BACA JUGA:CATAT! Begini Aturan Kemendikbudristek Soal 4 Jenis Seragam Baru SD, SMP dan SMA/SMK di 2024
BACA JUGA:Keren, Seragam Baru SD,SMP, SMA Ditetapkan Kemendikbud, Ini Penampakannya!
Atas dasar itulah, Majelis Pendidikan Dasar, Menengah, dan Nonformal (Dikdasmen) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mendesak Kemendikbudristek menarik peredaran buku panduan sastra tersebut.
"Kami mendesak agar buku (panduan rekomendasi buku sastra) ini ditarik dari peredaran karena merekomendasikan buku-buku sastra yang sebagian isinya mengandung kekerasan fisik serta perilaku hubungan menyimpang yang tidak sesuai dengan norma agama dan kesusilaan," ujar Wakil Ketua
Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, Alpha Amirrachman.
Menurut Alpha, buku-buku sastra yang mengumbar kekerasan itu tidak sesuai dengan norma kesusilaan yang direkomendasikan oleh Kemendikbudristek.
BACA JUGA:Siap-siap, Ada 40.541 Loker CPNS dan PPPK di Kemendikbudristek, Cek Rinciannya di Sini!
BACA JUGA:Ternyata Anggaran Makan Siang Gratis Diambil dari Dana Ini, Bukan dari Anggaran Rutin Kemendikbud!
Dia menilai rekomendasi buku-buku tersebut justru kontra produktif dengan upaya penguatan pendidikan karakter yang sedang digalakkan oleh pemerintah Indonesia.
Alpha memberikan beberapa contoh frasa dan kalimat yang dianggap tidak pantas dalam buku-buku tersebut, seperti: