bacakoran.co – saat dunia mengutuk keras yang membombardir kamp pengungsian di hingga menewaskan ratusan warga palestina, dunia dikejutkan dengan kabar dihapusnya nama palestina dari peta di buku sekolah arab saudi.
kurikulum pendidikan terbaru arab saudi mengalami perubahan signifikan pada buku teks dari tahun ajaran sebelumnya.
bahkan ini terlihat dalam terminologi.
salah satu contohnya adalah gambar dari buku studi sosial dan nasional 2023-2024.
di mana ada dalam buku tersebut peta arab saudi dan negara-negara sekitarnya, tetapi wilayah palestina dibiarkan tanpa nama.
"ini berbeda dengan peta dalam buku teks 2022," bunyi laporan lembaga pemikir pro-israel seperti dilansir dari new arab, hari ini, senin (9/6/2024).
selain itu, kata-kata yang dianggap "bertentangan" dengan israel pun dihilangkan dari beberapa teks dalam kurikulum.
terutama istilah seperti "musuh" dan "musuh zionis".
teks yang membahas mengenai ambisi israel di wilayah tersebut dan upaya mengusir warga palestina dari tanah mereka pun dihapus.
buku teks tersebut merujuk yerusalem timur sebagai wilayah pendudukan dan sebagai ibu kota palestina.
bukan seluruh yerusalem.
dalam laporan lain impact-se menunjukkan, zionisme pun tak lagi disebut sebagai "gerakan eropa rasis".
belum cukup, bahasa lain yang frontal terhadap israel telah diubah.
"secara keseluruhan, 21 kasus sentimen anti-israel dalam buku teks lama telah dihapus dalam kurikulum baru ini," lanjut laman tersebut.
perubahan tersebut diduga terkait dengan pembicaraan yang dimediasi amerika serikat (as) untuk menormalisasi hubungan antara riyadh dan tel aviv.
as awal bulan ini mengatakan mereka hampir mencapai pakta pertahanan dengan arab saudi, yang dapat membuka jalan bagi normalisasi dengan israel.
riyadh menyatakan tidak akan menjalin hubungan dengan israel sebelum negara palestina terbentuk.
ini adalah syarat yang ditolak oleh pemerintah sayap kanan israel.
namun, belum ada konfirmasi dari arab saudi soal ini.
israel pun tidak memberi pernyataan baru.
untuk informasi, operasi as dalam menormalisasi hubungan israel dengan negara-negara arab dimulai pada tahun 2017.
presiden as saat itu, donald trump, menginisiasi kesepakatan abraham, yang akhirnya menarik uni emirat arab (uea), bahrain, sudan, dan maroko untuk berhubungan secara diplomatik dengan tel aviv.
setelah normalisasi itu, muncul laporan washington sedang berupaya menginisiasi hubungan diplomatik antara israel dan arab saudi.
namun hingga saat ini upaya tersebut belum terwujud.
mantan direktur cia david petraeus mengatakan hal ini disebabkan langkah israel yang tidak mau tunduk pada "solusi dua negara", di mana akan ada dua negara berdampingan, israel dan palestina.
"jalan yang solid, komitmen yang kuat terhadap solusi dua negara dari israel adalah pertanyaan terbesar bagi rencana normalisasi israel dan saudi," ujarnya dilansir dari cnbc international.
sementara itu, arab saudi tidak mengakui israel sebagai sebuah negara dan menolak mengakuinya sejak negara yahudi itu merdeka pada tahun 1948.
namun, terdapat "kerja sama" yang terpisah antara keduanya dalam beberapa tahun terakhir, sehingga meningkatkan harapan akan perjanjian normalisasi.
sejak akhir 2022, penerbangan israel bisa melewati langit arab saudi.
ini seiring keluarnya aturan yang mengizinkan semua penerbangan melintasi langit arab saudi, termasuk el al, israir, dan arkia, tiga maskapai penerbangan israel.