bacakoran.co - tragedi pembunuhan seorang berusia 5 tahun, aqila, telah mengguncang publik.
peristiwa ini terjadi dengan latar belakang , konflik pribadi, dan dugaan hubungan terlarang antara tiga pelaku yang tega menghilangkan nyawa seorang anak yang tidak bersalah.
ibu korban, amelia fransiska, dengan hati yang hancur menceritakan kronologi kejadian tragis yang menimpa anaknya.
dalam wawancara eksklusif yang disiarkan melalui youtube tvonenews, amelia menjelaskan bahwa ia mengenal ketiga pelaku sainah, emi, dan rahmi melalui pertemanan yang awalnya baik.
pertemuan mereka bermula dari bimba, tempat anak-anak mereka bersekolah.
awalnya, hubungan amelia dengan ketiga pelaku berjalan baik tanpa ada tanda-tanda kecurigaan.
namun, seiring berjalannya waktu, situasi berubah ketika salah satu pelaku, rahmi, mulai meminjam dengan alasan untuk membayar kontrakan.
amelia, yang merasa sudah akrab dengan para pelaku, bersedia membantu.
ia meminjamkan sejumlah uang, bahkan menggunakan data pribadinya untuk meminjam dana dari aplikasi pinjaman online.
sayangnya, pinjaman tersebut tidak pernah dibayar kembali seperti yang dijanjikan.
konflik keuangan ini diduga menjadi salah satu pemicu kebencian yang berujung pada aksi keji terhadap akila.
dari keterangan amelia, pelaku emi dan rahmi kerap meminta dengan alasan kebutuhan sehari-hari dan usaha, tetapi belakangan motifnya semakin jelas.
rahmi sering kali memaksa amelia untuk mengambil pinjaman dari berbagai aplikasi hingga total utangnya mencapai puluhan juta rupiah.
meskipun awalnya pelaku mengembalikan sebagian pinjaman, pada akhirnya mereka tak mampu melunasi utang yang terus bertambah.
salah satu momen yang menyayat hati dalam cerita amelia adalah ketika ia merasa dikhianati oleh orang yang sudah dianggapnya teman.
ketika dia terus menagih menjelang jatuh tempo, para pelaku selalu berjanji akan membayar, namun janji itu tidak pernah ditepati.
bahkan, amelia sempat didesak oleh rahmi untuk menggunakan lebih banyak aplikasi pinjaman online dengan dalih "nanti akan dilunasi" setelah pelaku menjual tanah dan rumah di kampung halaman.
tidak hanya itu, pelaku rahmi sempat menuduh amelia sering memarahi anaknya, fadil, yang berusia lebih tua dari akila.
namun, amelia menegaskan bahwa ia hanya menegur anak tersebut karena mereka sering bertengkar saat bermain.
hubungan yang awalnya bersahabat perlahan berubah menjadi yang memuncak pada rencana pembunuhan.
dalam perencanaan yang diduga sudah dipikirkan selama satu bulan, target awal pembunuhan adalah amelia sendiri.
namun, di tengah jalan, rencana berubah dan korban akhirnya adalah akila yang tidak berdosa.
pelaku menggunakan cara keji untuk menghabisi nyawa balita tersebut, termasuk memukulnya dengan shockbreaker dan melilitkan di tubuhnya.
kasus ini telah memicu keprihatinan luas dari masyarakat, terutama terkait bagaimana kepercayaan dan persahabatan bisa berubah menjadi tragedi yang mengerikan.
polisi terus melakukan penyelidikan mendalam, sementara amelia dan keluarganya berharap ditegakkan seadil-adilnya.
kisah ini menjadi peringatan bagi kita semua tentang bahaya konflik finansial dan hubungan pribadi yang tidak sehat.
semoga tragedi ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua agar selalu berhati-hati dalam membina hubungan, terutama jika melibatkan masalah hutang piutang.