bacakoran.co

Remaja Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Mengaku Mendengar Bisikan Saat Tidur, Psikologi Forensik Ungkap

polisi dalami motif pembunuhan keluarga di lebak bulus--kumparan.com

Ia juga menekankan pentingnya membangun komunikasi yang baik antara orang tua dan anak.

BACA JUGA:Gadis 14 Tahun di Padang Sidempuan Jadi Tersangka Penyebar Video Syur, Ayah Minta Keadilan!

BACA JUGA:Info Terkini! Gempa Bumi Berkekuatan Magnitudo 5.2 Guncang Wilayah Barat Laut Tanimbar, BMKG: Imbau Waspada

“Orang tua harus lebih peka terhadap perubahan perilaku anak, memahami lingkaran pertemanan mereka, dan memperhatikan apa yang mereka konsumsi dari media,” tambahnya.

Hingga kini, pihak kepolisian masih mendalami motif pelaku.

Pelaku yang saat ini masih duduk di bangku SMA menjalani pemeriksaan di Polsek Cilandak.

Sementara itu, jasad ayah dan neneknya telah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diotopsi.

BACA JUGA:Begini Klarifikasi Anak Bimo Aryo Tejo Tentang Momen Pergoki Ayahnya Saat Bersama Selingkuhan

BACA JUGA:Kejaksaan Agung Buka Peluang Ayah Ronald Tannur untuk Diperiksa atas Dugaan Terlibat Kasus Suap Hakim

Psikolog anak itu juga menekankan bahwa mendatangi psikolog atau psikiater bukanlah hal yang tabu.

"Bantuan profesional sangat penting untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa depan," tutup Novita.

Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental dan relasi dalam keluarga agar tragedi serupa dapat dihindari.  

Remaja Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Mengaku Mendengar Bisikan Saat Tidur, Psikologi Forensik Ungkap

Desta

Desta


bacakoran.co - kasatreskrim akbp gogo galesung menyampaikan motif awal remaja berusia 14 tahun berinisial mas yang membunuh ayah dan neneknya di .

mas merasa tidak bisa tidur dan kerap mendapatkan bisikan. namun, tim penyidikmasih mendalami terkait pelaku yang mungkin mengalami gangguan mental.

gogo menegaskan, saat ini pihaknya belum bisa menyimpulkan motif remaja itu membunuh ayah dan neneknya.

saat ini, gogo mengungkapkan, polres metro jakarta selatan menggandeng asosiasi psikologi forensik () untuk mendalami motif remaja mas membunuh ayah dan neneknya.

"ya, saat ini kami sedang menggandeng asosiasi psikologi forensik untuk melakukan pendalaman motif, karena bagaimanapun anak itu harus didampingi, diambil keterangan," papar .

sebelumnya, peristiwa  mengguncang warga kompleks perumahan lembang 21, cilandak, jakarta selatan, pada sabtu dinihari.

seorang remaja berusia 14 tahun tega menghabisi nyawa ayah dan neneknya menggunakan senjata tajam, serta melukai ibunya hingga mengalami luka berat.

pelaku sempat melarikan diri, namun berhasil diamankan petugas keamanan perumahan sekitar 500 meter dari lokasi kejadian.  

 ini memicu pertanyaan besar terkait motif yang melatarbelakangi tindakan keji tersebut.

novita tandri, seorang psikolog anak dan remaja, memberikan pandangannya dalam wawancara dengan media.

menurutnya, kasus ini bisa dikategorikan sebagai parricide, yaitu tindakan pembunuhan yang dilakukan seorang anak  orang tua atau anggota keluarga dekatnya.  

faktor pemicu tindakan parricide  

dilansir tim bacakoran.co dari kanal youtube tvonenews, novita menjelaskan bahwa parricide biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berakumulasi, termasuk:  

1. kekerasan dalam keluarga

adanya pelecehan fisik, verbal, atau seksual di lingkungan rumah tangga.  

2. gangguan mental

gangguan seperti neurosis (kecemasan atau kepanikan) dan psikosis (halusinasi atau delusi) bisa memengaruhi tindakan seseorang.  

3. konflik berkepanjangan

hubungan yang tidak harmonis dalam keluarga tanpa penanganan profesional.  

4. paparan media dan lingkungan sosial

tontonan atau interaksi yang mengandung unsur .  

5. pengaruh narkotika dan alkohol

kemungkinan adanya kecanduan zat terlarang atau judi online.  

6. krisis identitas

remaja berada dalam fase pencarian jati diri yang penuh tekanan, baik dari teman sebaya maupun lingkungan.

menurut novita, tanda-tanda gangguan mental pada remaja sering kali sulit terdeteksi.

“anak-anak cenderung memendam perasaan mereka. kebanyakan waktu dihabiskan di kamar tanpa ada komunikasi yang efektif dengan keluarga,” ungkapnya.

hal ini bisa menyebabkan emosi yang terpendam akhirnya meledak dalam bentuk perilaku destruktif.

ia juga menekankan pentingnya membangun komunikasi yang baik antara orang tua dan anak.

“orang tua harus lebih peka terhadap perubahan perilaku anak, memahami lingkaran pertemanan mereka, dan memperhatikan apa yang mereka konsumsi dari media,” tambahnya.

hingga kini, pihak kepolisian masih mendalami motif pelaku.

pelaku yang saat ini masih duduk di bangku sma menjalani pemeriksaan di polsek cilandak.

sementara itu, jasad ayah dan neneknya telah dibawa ke rs polri kramat jati untuk diotopsi.

psikolog anak itu juga menekankan bahwa mendatangi  atau psikiater bukanlah hal yang tabu.

"bantuan profesional sangat penting untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa depan," tutup novita.

peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental dan relasi dalam keluarga agar tragedi serupa dapat dihindari.  

Tag
Share