bacakoran.co - , utusan khusus presiden untuk bidang kerukunan beragama, menuai kontroversi setelah video interaksinya dengan viral di media sosial.
dalam acara magelang bersholawat, gus miftah terlihat memberikan candaan yang dianggap warganet sebagai kepada pedagang tersebut.
dalam video yang beredar, gus miftah berkata kepada si penjual, "es tehmu ijek okeh ora (es tehmu masih banyak nggak)? masih? yo kono didol (ya sana dijual), goblok," kata gus miftah dalam video tersebut.
"dol en ndisik, ngko lak rung payu yo wes, takdir (jual dulu, nanti kalau masih belum laku, ya sudah, takdir)," kata sosok pengasuh pondok pesantren (ponpes) ora aji, sleman yang lanjut memberikan materi kajiannya.
candaan tersebut memicu reaksi beragam dari netizen.
banyak yang menganggap gaya komunikasi tidak pantas karena dapat mempermalukan pedagang.
namun, ada juga yang membela, menyebut itu sebagai bagian dari gaya ceramah santainya.
dilansir tim bacakoran.co dari , kuasa hukum gus miftah, herdiyan saksono, menyatakan bahwa tersebut adalah bentuk intermezzo untuk menarik perhatian jamaah.
menurut herdiyan, candaan itu tidak bisa dilihat secara sepenggal atau di luar konteks.
"bahwa itulah guyonan atau gaya bahasa dalam penyampaian syiar, dalam penyampaian sebuah cerita yang dimaknai dengan pertanda-pertanda, yang menurut gus itu merupakan intermezzo dan menarik perhatian para khalayak ramai," kata herdiyan dalam sebuah video yang dibagikan, selasa (3/12).
"sehingga perdebatan soal baik atau buruk, langkah yang diambil dalam cerita itu tidak bisa sepenggal-sepenggal, atau dipotong ceritanya," lanjutnya.
herdiyan menyinggung sifat warganet indonesia yang kritis, bahkan langsung menghakimi baik buruknya suatu perbuatan.
"sehingga, kita harus secara dewasa mengambil satu kesimpulan yang arif bijaksana dalam mengomentari suatu peristiwa," pungkasnya.
herdiyan menyinggung sifat warganet indonesia yang kritis, bahkan langsung menghakimi baik buruknya suatu perbuatan.
"sehingga, kita harus secara dewasa mengambil satu kesimpulan yang arif bijaksana dalam mengomentari suatu peristiwa," pungkasnya.
gus yusuf, pengasuh ponpes api tegalrejo, yang juga hadir di acara tersebut, membela gus miftah.
"terkait video gus miftah dengan bakul es di magelang, saya kebetulan ada di samping beliau saat itu. itu spontan, bagian dari komunikasi gus miftah dengan jamaahnya, guyonan biasa," kata gus yusuf
menurutnya, candaan itu adalah komunikasi spontan yang sering dilakukan gus miftah dengan jamaahnya.
"gus miftah sering borong dagangan jamaah, melarisi jajan mereka. jadi tolong jangan dipotong videonya. kalau bisa, datang langsung ke majelisnya agar paham cara beliau berinteraksi," ujar gus yusuf.
gus yusuf juga menyinggung aksi gus miftah yang pernah membantu membayar biaya kuliah seorang pedagang tahu aci.
hal ini, menurutnya, menunjukkan sisi nyata gus miftah yang peduli terhadap pedagang kecil.
"beliau selalu mendukung pedagang kecil, tidak hanya dengan candaan, tetapi juga aksi nyata. cara beliau bercanda sering disalahpahami karena tidak semua orang melihat interaksi secara utuh," tegasnya.
gus yusuf berharap masyarakat lebih bijak dalam menilai seseorang berdasarkan video yang dipotong-potong.
"semoga ini menjadi klarifikasi agar tidak menimbulkan persepsi kurang baik. gus miftah adalah sosok yang sangat dekat dengan jamaahnya, dan niatnya selalu untuk membantu," tutupnya.
kisah ini mengajarkan pentingnya memahami konteks dan tidak buru-buru menghakimi hanya dari potongan video. bagaimana menurut anda, guyunan atau berlebihan?