Wamenag Optimis BIPIH Bisa Dibawah Rp56 Juta, Ini Biaya yang Bisa Ditekan
OPTIMIS : Wamenag Romo HR Muhammad Syafii optimis Bipih 2025 ddibawah Rp 56 juta. (foto; disway)--
BACAKORAN.CO -- Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI, Romo HR Muhammad Syafii optimis Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) tahun 2025/1446 H yang dibayar jemaah Indonesia bisa di bawah Rp56juta.
Menurutnya, ada sejumlah biaya yang bisa di tekan sehingga BIPIH bisa lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Hal ini ditegaskan Wamenag saat menjawab pertanyaan wartawan usai menghadiri Rapat Kerja (raker) Kementerian Agama dengan Komisi VIII DPR RI di Senayan, Jakarta Senin 30 Desember 2024.
"Kita bukan hanya ingin membuat penurunan di nilai manfaat, tapi kita juga serius untuk menurunkan Bipih,"katanya.
BACA JUGA:Biaya Haji 2025 Meroket, Menag Usulkan Rp93,4 Juta, Jemaah Tanggung Rp65,3 Juta!
BACA JUGA:Menag Bakal Nego Tambahan Kuota Petugas Haji 2025, Begini Penjelasannya
“Jika kemarin (Bipih) 56 juta, insya Allah kalau ini bisa disisir kembali, insya Allah Bipihnya bisa di bawah 56juta. Insya Allah,” ujarnya optimis dihadapan media.
Romo HR Muhammad Syafii menguraikan, sejumlah komponen biaya haji yang masih bisa dihemat. Sejumlah upaya disiapkan.
Pertama, kata dia negosiasi biaya penerbangan dengan menurunkan keuntungan dari harga avtur.
Wamenag mengatakan, saat high session (libur panjang), harga tiket pesawat bisa dipotong hingga 10%. Karena itu Wamenag optimis, untuk ibadah haji, bisa dilakukan negosiasi untuk menurunkan keuntungan dari avtur.
BACA JUGA:Menag Janjikan Biaya Haji 2025 Lebih Terjangkau, Kualitas Tetap Terjamin, Yakin?
BACA JUGA:Lantik Pejabat Eselon di Masjid, BP Haji Belum Punya Ruangan Atau Simbol Kesederhanaan?
"Kalau keuntungan avtur bisa turun, itu akan bisa berpengaruh kepada biaya ongkos pesawat,"katanya.
“Ongkos pesawat ini 30% dari keseluruhan komponen biaya haji. Jadi kalau ongkos pesawat bisa diturunkan karena avtur bisa dipotong keuntungannya, ini juga bisa makin menurunkan biaya haji secara keseluruhan,” ucap Wamenag yakin.
Kedua, lanjutnya, negosiasi harga layanan di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna).
Menurut Wamenag, Kemenag telah mengirimkan tim ke Arab Saudi untuk melakukan persiapan penyediaan layanan. “Kalau pada tahun lalu harga layanan di Armuzna sekitar 18juta, ada arah bisa turun sampai ke 16 sekian juta. Itu artinya kemungkinan penurunan juga bisa,” ujar Wamenag.
BACA JUGA:7 Tempat Seru di Bandung untuk Rayakan Malam Tahun Baru 2025 Bareng Keluarga dan Pasangan!
BACA JUGA:Mantan Presiden AS Jimmy Carter Meninggal di Usia 100 Tahun, Perjalanan Hidup Sang Peraih Nobel Perdamaian
Yang Ketiga, kata Wamenag adalah negosiasi harga katering. Tahun lalu, kata Wamenag, anggaran untuk katering sekitar SAR (Saudi Arabia Riyal) 16,5. Biaya ini kemungkinkan bisa diturunkan sampai SAR 15 atau SAR 14 per porsinya.
“Itu kan berarti kemungkinan-kemungkinan penurunan ongkos haji itu sangat riil bisa kita wujudkan,” katanya.
“Itulah kenapa kita kemarin yakin buat statement tahun ini ongkos haji insya Allah turun tapi dengan bentuk pelayanan yang lebih baik,”ujarnya .
Diwartakan sebelumnya, Kemenag dan DPR menyepakati BPIH 2024 dengan rata-rata sebesar Rp93.410.286. Sementara tahun ini, Kemenag mengusulkan BPIH 2025 sebesar Rp93.389.684,99.
BACA JUGA:3 Amalan Khusus Malam 1 Rajab, Yuk Raih Keberkahan dan Tinggalkan Hura-Hura Tahun Baru!
Usulan Kemenag ini selanjutnya akan dibahas oleh Panja BPIH. Sebagai bahan pembahasan, usulan Kemenag berangkat dari komposisi 70% komponen Bipih yang dibayar jemaah dan 30% biaya yang bersumber dari nilai manfaat dana haji.
“Tapi (usulan) ini kan relatif masih bisa dihitung kembali. Dan kita berpikir, dengan penghitungan kembali, minimal bisa kembali ke (komposisi) 40% dan 60% lagi seperti tahun sebelumnya,” ujar Wamenag. “Dengan itu kan ongkos yang ditanggung jemaah seperti tahun lalu, tidak naik,” sambungnya.
Apakah penurunan harga ini akan berdampak pada penurunan kualitas layanan? Wamenag yakin itu tidak akan terjadi. Karena kata dia potensi penurunan harga disebabkan oleh iklim penyediaan layanan yang semakin kompetitif.
Semakin banyak perusahaan yang bisa menyiapkan jasa, maka akan semakin kompetitif dan servis juga makin baik.
BACA JUGA:Prabowo Sindir Hakim, Koruptor Ratusan Triliun Divonis Ringan, Rakyat Meradang!
BACA JUGA:Jangan Ditiru! Ini Pakan Terbaik untuk Usaha Ternak Kambing Perah Agar Air Susu Melimpah
“Dulu, perusahaan yang mengelola penyediaan barang dan jasa itu sangat sedikit, sehingga sedikit monopoli dalam menetapkan harga. Sekarang ini, untuk hotel saja, begitu dibuka, kalau tahun lalu hanya belasan, sekarang 400 an. Untuk Armuzna yang lalu sekitar lima, ini begitu dibuka sampai 20 an,” cetus Wamenag.
“Jadi ada kompetisi dan masing-masing menunjukkan servis. Jadi, ini kabar gembira buat penyelenggara karena kemungkinan pelayanan lebih baik, dengan banyak pesaing harganya semakin kompetitif,” tegasya.
Kemenag dan DPR dalam rapat kerja sudah bersepakat untuk membentuk Panitia Kerja (Panja) BPIH. Menurut Wamenag, Panja BPIH akan segera bekerja untuk membahas usulan biaya haji. Hasil pembahan Panja BPIH diharapkan sudah bisa diketahui pada 10 Januari 2025.
“Rencana kita, paling lama 10 Januari sudah ketok palu supaya bisa on going dengan cepat,” ujarnya.