bacakoran.co - antara amerika serikat (as) dan china kembali menelan korban.
kali ini dialami .
produsen pesawat asal as itu harus menghadapi kenyataan pahit.
sejumlah maskapai di china menolak pengiriman pesawat baru karena beban tarif yang dianggap terlalu tinggi.
keputusan mendadak ini membuat puluhan pesawat boeing terpaksa ditarik kembali.
bahkan, kini perusahaan tengah mempertimbangkan opsi untuk memasarkan ulang armada tersebut ke negara lain yang membutuhkan suplai cepat.
tarif mahal, pelanggan china mundur teratur
“karena adanya tarif (dagang), banyak pelanggan kami di china menyampaikan jika mereka tidak akan menerima pengiriman pesawat,” ungkap ceo boeing, kelly ortberg, dalam konferensi laporan keuangan kuartalan, rabu (23/4/2025) waktu as seperti dilansir dari reuters.
ortberg menyebut jika persoalan ini hanya terjadi di pasar china.
boeing kini menjajaki peluang menyalurkan pesawat-pesawat tersebut ke wilayah lain, mengingat tingginya permintaan global akan pesawat komersial.
terutama pasca-pandemi dan keterbatasan suplai produksi.
perang dagang bikin industri penerbangan kena imbas
perdagangan bebas pesawat komersial sebelumnya telah berlangsung mulus sejak 1979.
namun semua berubah sejak era presiden donald trump, yang memicu konflik tarif dengan berbagai negara, termasuk china.
sebagai balasan, beijing membebankan tarif tinggi terhadap produk as, tak terkecuali pesawat boeing.
nilai pasar sebuah 737 max 8 mencapai us$55 juta, dan kini maskapai-maskapai china harus menanggung beban tambahan yang besar jika tetap menerima pengiriman.
pesawat sudah terkirim, kini balik kanan
bukti nyata dari gejolak ini terlihat jelas dimana dua unit boeing 737 max 8 yang semula dikirim ke xiamen airlines pada maret, kini telah kembali ke pusat produksi di seattle.
lalu, satu unit lagi, yang ditujukan untuk air china, dilaporkan meninggalkan pusat penyelesaian boeing di zhoushan dan terbang menuju guam, sebelum diarahkan kembali ke as.
padahal, pesawat tersebut sudah dikirim dari seattle sejak 5 april, tepat di masa transisi pengenaan tarif baru.
produksi terhenti, pesanan gantung
menurut cfo boeing, brian west, sebanyak 10 persen dari total pesanan pesawat komersial boeing berasal dari china.
dari target pengiriman 50 pesawat ke china tahun ini, kini 41 di antaranya sedang ditinjau untuk dipasarkan ulang.
“masih ada 9 pesawat yang belum masuk lini produksi. kami tengah berdiskusi dengan para pelanggan apakah mereka masih ingin menerima atau tidak. jika tidak, kami siap mengalihkan slot produksi,” tegas ortberg.
data dari aviation flights group mengonfirmasi bahwa sebanyak 36 unit pesawat untuk pelanggan china masih tertahan di as,
termasuk 3 unit yang baru saja dikembalikan dari pengiriman sebelumnya.
tak hanya itu, 130 pesanan dari maskapai dan penyewa asal china belum terpenuhi, termasuk 96 unit 737 max.
banyak dari lebih dari 760 pesanan global yang belum diumumkan pembelinya, diduga kuat berasal dari china.
harapan belum pupus, pasar lain antre pesawat
meski dilanda ketidakpastian, west tetap optimistis.
“ini adalah tantangan jangka pendek. entah china kembali membuka keran pengiriman, atau kami akan memasarkannya ke tempat lain,” tukansya.
permintaan dari negara lain disebut sangat tinggi.
“banyak pelanggan yang terus menghubungi kami, meminta tambahan pesawat,” imbuhnya.