Pola Asuh Keluarga dan Pengaruhnya Terhadap Perundungan
Salah satu faktor yang memainkan peran penting dalam perundungan adalah pola asuh keluarga.
Bagaimana orang tua mendidik dan membimbing anak-anak mereka mempengaruhi perkembangan perilaku anak-anak itu sendiri. Pola asuh yang kurang tepat bisa menjadi faktor pemicu perundungan.
Dalam banyak kasus, keluarga yang kurang perhatian terhadap anak-anaknya atau bahkan terlibat dalam perilaku kekerasan rumah tangga dapat mempengaruhi cara anak-anak mereka berinteraksi dengan orang lain.
Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang tidak aman dan penuh konflik cenderung lebih rentan terlibat dalam perundungan di sekolah.
Selain itu, kurangnya komunikasi dan pemahaman antara orang tua dan anak juga dapat menciptakan celah untuk terjadinya perundungan.
Ketika anak merasa tidak didukung oleh orang tuanya, mereka mungkin mencari pengakuan dan dukungan dari teman-teman sebaya, bahkan jika itu berarti bergabung dalam perilaku perundungan.
BACA JUGA:Tackling Bullying in Schools: Kasus Bullying di SMP Cilacap
Pengaruh Lingkungan Pertemanan Terhadap Perundungan
Lingkungan pertemanan juga memainkan peran penting dalam kasus perundungan.
Anak-anak yang bergaul dengan teman-teman yang cenderung melakukan perundungan memiliki risiko lebih tinggi untuk terlibat dalam perilaku tersebut.
Mereka mungkin merasa tertekan untuk ikut serta dalam perundungan agar tidak menjadi target.
Selain itu, budaya dan norma dalam lingkungan pertemanan dapat memengaruhi pandangan anak-anak tentang perundungan. Jika perundungan dianggap sebagai sesuatu yang biasa atau bahkan dianggap sebagai tindakan keren, anak-anak cenderung lebih mungkin terlibat dalam perilaku tersebut.
Peran Media dalam Meningkatkan Perundungan
Media, khususnya media sosial dan konten online, juga telah berkontribusi dalam meningkatnya perundungan. Anak-anak dan remaja saat ini terpapar dengan berbagai konten yang dapat memengaruhi pandangan mereka tentang perundungan.
Salah satu faktor yang signifikan adalah tontonan atau permainan berbasis kekerasan yang sangat mudah diakses melalui media online.