BACAKORAN.CO - Usaha untuk memboikot produk produk yang terafiliasi dengan Israel ternyata tidak sejalan dengan negara Arab yang justru bersikap lain.
Hal ini terbukti dengah tidak ditanggapinya ajakan Iran kepada Negara Arab lainnya untuk menstop pasokan mintak ke Israel
Dalam KTT luar biasa antara Liga Arab dan Organisasi Kerja sama Islam (OKI), Presiden Iran Ebrahim Raisi mengusulkan embargo minyak dan sanksi terhadap Israel.
Sebagai upaya untuk menghentikan agresi Negeri Zionis di Jalur Gaza, Palestina.
BACA JUGA:Serangan Hizbullah dari Lebanon Ganggu Fokus Israel
Anehnya usulan tersebut, banyak negara Arab penghasil minyak dunia menolaknya.
Meskipun terjadi perbedaan pendapat, pertemuan ini menghasilkan resolusi dan mengutuk agresi Israel di Gaza dan menolak klaim Israel bahwa mereka bertindak atas dasar bela diri.
Selain itu, menuntut Dewan Keamanan PBB untuk segera mengadopsi resolusi yang tegas dan mengikat terkait masalah ini.
permintaan Raisi ini ditolak mentah-mentah oleh sejumlah negara yang hadir, mulai dari Mesir, Qatar, hingga Yordania.
BACA JUGA:Negara Arab dan Islam Baru Melawan Israel, Setelah Gaza Hancur, Ini Seruan KTT OKI!
Permintaan Raisi agar negara-negara yang masih berhubungan dengan Israel untuk memutus hubungan diplomatiknya dengan Tel Aviv juga ditentang oleh sejumlah negara, seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain.
Dalam KTT ini, berbagai usulan Iran memang banyak diwarnai perbedaan pendapat hingga ditentang oleh sejumlah pihak.
Salah satunya, permintaan Teheran untuk menetapkan militer Israel sebagai "organisasi teroris" buntut tindakannya di Gaza.
Pandangan Iran yang ditolak negara Arab lainnya yaitu soal solusi dua negara. Negara-negara Arab bersikeras bahwa Palestina dan Israel mesti hidup berdampingan berdasarkan perbatasan 4 Juni 1967.
BACA JUGA:Biadab !!! Sniper Israel Tembak Petugas Medis, Orang Keluar Masuk RS Dibunuh
Namun, menurut Iran, Negeri Zionis tidak boleh ada sama sekali.
Meski terjadi perselisihan di antara negara-negara anggota Liga Arab dan OKI yang hadir, pertemuan luar biasa ini sendiri telah menghasilkan klausul yang menyepakati penghentian agresi Israel di Gaza.
KTT ini menelurkan komunike yang di antaranya mengutuk agresi Israel, menolak klaim Israel bahwa mereka bertindak atas dasar bela diri, serta menuntut Dewan Keamanan PBB segera mengadopsi resolusi yang tegas dan mengikat.