Hasil penemuan ini sekaligus memperluas sebaran spesies tersebut di tiga pulau, yakni Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.
Peneliti Utama bidang Ikan (Iktiologi) Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi-BRIN Haryono menyatakan, temuan ini juga menjawab masalah taksonomi ikan belida di Indonesia.
Menurut para pakar, mayoritas ikan belida di Tanah Air termasuk dalam spesies C. lopis.
Namun, jenis lain yang sering ditemukan adalah C. borneensis dan C. hypselonotus.
BACA JUGA:The History of Indonesian Worldwide Popular Food Pempek Palembang From Srivijaya Kingdom Century
Padahal, beradasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Jenis Ikan yang Dilindungi, terdapat empat spesies famili Notopteridae yang dilindungi.
Tiga di antara spesies tersebut adalah C. lopis, C. borneensis, dan C. hypselonotus.
Menindaklanjuti temuan ini, IUCN mengungkapkan, Chitala termasuk spesies dengan kategori least concern yang mengindikasikan tingkat risiko kepunahan masih rendah di Indonesia.
Kecuali C. lopis yang dianggap punah.
BACA JUGA:Asal Muasal Pempek, Makanan Khas Palembang Yang Kini Mendunia
Sekadar informasi, ikan belida merupakan spesies ikan tawar yang banyak ditemukan di perairan Tanah Air.
Ikan ini dapat menjadi komoditas bisnis, mulai dari ikan hias hingga konsumsi manusia.
Secara fisik, tubuh ikan belida memanjang yang mirip dengan bentuk pisau atau lidah sehingga disebut knife fish atau ikan pisau.
Sejumlah penelitian menunjukkan, populasi ikan belida semakin menipis lantaran penangkapan yang berlebihan dan penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan.