BACAKORAN.CO - Menurut Kepercayaan warga Tionghoa, para Dewa-dewi yang dipimpin oleh Dewa Dapur akan berangkat ke Surga setiap bulan 12 tanggal 24 penanggalan Imlek.
Para Dewa-dewi terutama dewa dapur yang ditugaskan di alam manusia tersebut akan melaporkan segala perbuatan manusia kepada Kaisar Langit.
Berdasarkan laporan tersebut, Kaisar Langit kemudian akan menentukan keberuntungan manusia-manusia di bumi ini pada tahun selanjutnya.
“Oleh karena itu, ritual atau sembahyang pengantaran Dewa ini merupakan tradisi yang sangat penting bagi masyarakat Tionghoa sebelum menyambut Tahun Baru Imlek,’ujar Harun ketua Walubi Sumsel yang juga Humas Majelis Tridarma Komda Sumsel.
BACA JUGA:Dahsyat! 5 Manfaat Gerakan Shalat yang Membantu Menjaga Kesehatan Mental, Yakin Masih Malas Sholat?
Pada umumnya, sambung Harun, sembahyang atau ritual pengantaran Dewa Dapur pada bulan 12 tanggal 24 ini dilakukan pada dini hari.
Setelah dewa dapur berangkat ke alam Surga, bukan berarti tidak ada dewa yang memantau perbuatan manusia.
“Karena saat Dewa Dapur berada di Surga, masih ada dewa-dewa penggantinya yang akan melaksanakan tugas dewa dapur tersebut hingga Dewa Dapur kembali ke alam manusia,” katanya.
Harun menjelaskan ada istilah yang mengatakan “Mengantar Dewa pada pagi hari, Menjemput Dewa pada malam hari”.
BACA JUGA:Sobat Kalian Harus Tahu! True Story Manfaat Ratib Al Haddad
Oleh karena itu, biasanya masyarakat Tionghoa akan melakukan sembahyang pengantaran Dewa pada dini hari sebelum mereka tidur.
“Tujuannya adalah agar Dewa Dapur cepat tiba di Surga sehingga mendapatkan tempat yang terbaik untuk memberikan laporan terbaik untuk mereka,” terangnya.