Pada masa Pemerintahan Jepang dan revolusi fisik Kota Bengkulu ini menjadi ajang pertempuran untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan, karenanya tidak sedikit putera terbaik Bengkulu yang gugur.
Pada masa revolusi fisik Kota Bengkulu menjadi tempat kedudukan Gubernur Militer Sumatera Selatan yang kala itu Gubernurnya adalah DR. AK. Gani.
Selain Kerajaan Rejang Empat Petulai yang menjadi kerajaan tertua di Bengkulu. Berikut Kerajaan lain yang pernah ada di Bengkulu:
1. Kerajaan Anak Sungai (Manjuto) Muko-Muko
2. Kerajaan Sungai Serut di sekitar Bengkulu
3. Kerajaan Sungai Lemau di daerah Pondok Kelapa
3. Kerajaan Silebar di sekitar Bengkulu - Jenggalu dengan pelabuhannya Pulau Bai; dK
4. Kerajaan Serawai di daerah Bengkulu Selatan.
Dikutip dari buku Sejarah Sosial Daerah Kota Bengkulu, terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1984.
Kerajaan Sungai Serut berpenduduk Suku Rejang Sawah atau Rejang Sabah.
Rajanya yang terkenal adalah Ratu Agung.
Ratu Agung beranak 7 orang yaitu; Ratu Cili, Manuk Mincor, Lemang Batu, Riandang Papan, Tajuk Rompong, Anak Dalam Muara Bengkulu dan Puteri Gading Cempaka.
Sepeninggalnya Ratu Agung, jabatan pimpinan kerajaan dipegang oleh Anak Dalam Muara Bengkulu.
Dalam masa pemerintahan Anak Dalam ini terjadi peristiwa peperangan dengan kelompok bangsa yang berasal dari Tanah Aceh.
Menurut tradisi lisan, percekcokan itu disebabkan oleh gagalnya pimpinan orang-orang Aceh melamar Puteri Gading Cempaka untuk dijadikan isterinya.
Perang berkesudahan dengan damai.