Orang Aceh sebagian kembali ke tanah asalnya.
Sedangkan Anak Dalam yang sudah merasa malu tinggal di daerah Sungai Bengkulu, berangkat bersama pengiringnya menuju daerah Gunung Bungkuk, Rindu Hati (Bengkulu Tengah), bahkan ada yang meneruskan perjalanannya ke daerah hutan perbatasan dengan Jambi.
Sebagai gantinya lahirlah Kerajaan Sungai Lemau dengan rajanya pertama bernama Maharaja Sakti.
Orang ini berasal dari Negeri Padang Tarap, Kerajaan Pagaruyung.
Menurut riwayatnya, Tuanku Maharaja Sakti berhasil mendapatkan Puteri Gading Cempaka yang cantik jelita sebagai permaisurinya.
Ia memilih pusat kerajaannya di sekitar Sungai Lemau, Kecamatan Pondok Kelapa.
Dengan masuknya penjajah bangsa lnggris (1685) dan Belanda (1833), maka berakhir pula masa kerajaan-kerajaan daerah tersebut.***