Siapakah Saleh al-Arouri; Pemimpin Perlawanan Hamas yang Syahid dibunuh oleh 'Israel'?

Rabu 03 Jan 2024 - 14:00 WIB
Reporter : Oeni
Editor : Husni Mubarok

Al-Arouri tidak hanya berkontribusi pada organisasi sel-sel Perlawanan di Tepi Barat dan front lainnya, tetapi ia juga memimpin negosiasi untuk kesepakatan pertukaran tahanan yang diberlakukan oleh gerakan perlawanan kepada penjajah Israel.

Setelah lulus dari Universitas al-Khalil di Tepi Barat, dengan gelar sarjana pada tahun 1987 dan mempelajari Hukum Islam (Syariah), al-Arouri naik pangkat di organisasi tersebut, akhirnya terpilih sebagai anggota politbiro pada tahun 2010.

BACA JUGA:Diperlakukan Bak Ratu, Sandera Israel Surati Hamas, Sampaikan Terima Kasih

Pemimpin Perlawanan ini sempat menghadapi periode intermiten di penjara, ia pertama kali ditahan secara administratif pada awal 1990-an oleh pasukan pendudukan Israel, karena aktivitasnya dalam gerakan Hamas. 

Dia kemudian dibebaskan, tetapi kemudian ditahan kembali dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena mendirikan sel-sel Perlawanan di Tepi Barat.

Setelah menyelesaikan hukumannya, ia kembali ditahan dan dibebaskan pada tahun 2010, untuk akhirnya dipaksa keluar dari negara itu pada tahun yang sama.

BACA JUGA:Biadab !!! Sniper Israel Tembak Petugas Medis, Orang Keluar Masuk RS Dibunuh

Dia kemudian memimpin tim negosiasi Hamas yang bertugas menyelesaikan kesepakatan pertukaran tahanan pada tahun 2011 dengan pendudukan Israel, yang dimediasi oleh Mesir. 

Hamas menjuluki operasi itu "Setia kepada yang Bebas" (Wafaa Al-Ahrar). Berdasarkan kesepakatan itu, Gilad Shalit, seorang tentara Israel yang ditawan oleh Hamas, dibebaskan dengan imbalan pembebasan 1.027 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel, termasuk pemimpin Hamas saat ini, Yahya al-Sinwar, di antara tokoh-tokoh Palestina terkemuka lainnya.

Pada 9 Oktober 2017, al-Arouri terpilih sebagai Wakil Kepala Biro Politik Hamas. Satu tahun kemudian, Amerika Serikat memasukan nama beliau di dalam "daftar teroris", dan pada tahun 2021, ia menjadi kepala gerakan Hamas di Tepi Barat.

BACA JUGA:Penasihat Militer Iran tewas oleh Serangan Udara Israel di Suriah

Seorang Pempimpin Revolusioner bersejarah

Tentara pendudukan Israel menghancurkan rumah pemimpin senior Hamas di Arura pada tahun 2014, dan sekali lagi tahun ini, pada 27 Oktober, tak lama setelah Operasi Badai Al-Aqsa, karena keterlibatan langsungnya dalam serangan darat yang pertama kali terjadi di tanah kependudukan Israel. 

Karir kepemimpinannya yang tidak bercacat membuatnya menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan oleh para pejabat Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang bersumpah untuk membunuh al-Arouri. 

BACA JUGA:Markas Pasukan Perdamaian TNI di Lebanon Terkena Serangan Mortir Israel

Beliau menanggapi ancaman pada saat itu, dengan mengatakan, "Ancaman Israel terhadap saya tidak akan mengubah keyakinan saya, dan itu tidak akan berdampak pada jalan yang telah saya pilih" 

Kategori :