BACAKORAN.CO – Setelah sempat rebound, rupiah balik melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Nilai tukar rupiah melemah 50 poin atau 0,32 persen ke level Rp15.570 per USD pada penutupan perdagangan Rabu (10/1/2024) sore.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan mata uang garuda ke level Rp15.568 per USD.
Adapun mata uang di kawasan Asia mayoritas keok terhadap dolar AS.
BACA JUGA:Jelang Rilis Data Inflasi AS, Rupiah Balik Melemah Pagi Ini
Tercatat, Dolar Hong Kong turun 0,04 persen, yuan China jatuh 0,06 persen, baht Thailand terperosok 0,10 persen, dolar Singapura dan ringgit Malaysia jeblok 0,12 persen, yen Jepang ambles 0,33 persen, won Korea Selatan anjlok 0,35 persen, dan peso Filipina ambruk 0,44 persen.
Hanya rupee India yang menguat 0,06 persen.
Mata uang negara maju pun mayoritas melemah.
Poundsterling Inggris layu 0,06 persen, euro Eropa lesu 0,04 persen, franc Swiss amblas 0,04 persen, dolar Kanada melemah tipis 0,01 persen, dan dolar Australia menguat 0,20 persen.
BACA JUGA:Pasar Tunggu Rilis Data Inflasi AS, Rupiah Berhasil Rebound
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan pelemahan rupiah dan mata uang regional dipicu balik menguatnya dolar AS.
Khususnya rupiah, katanya, tertekan data penjualan ritel yang mengecewakan.
“(data penjualan ritel) Lebih rendah dari bulan sebelumnya maupun ekspektasi," ulas Lukman.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi, pelaku pasar bias terhadap dolar AS jelang rilis data inflasi AS atau indeks harga konsumen utama pada Kamis, (11/1/2024) waktu setempat.
BACA JUGA:Melemah 5 Hari Beruntun, Begini Prediksi Pergerakan Rupiah, Potensi Rebound?