Sementara itu, keputusan Bank Rakyat China yang mendadak memangkas rasio persyaratan cadangan untuk bank-bank lokal menjadi sorotan.
Tindakan ini diperkirakan akan menyuntikkan likuiditas sekitar US$140 miliar pada perekonomian.
Meskipun demikian, para analis masih meragukan sejauh mana dukungan ekonomi akan diberikan melalui stimulus moneter.
Koondisi ini mengingat China sedang menghadapi perlambatan yang signifikan dalam belanja konsumen dan bisnis.
BACA JUGA:Rupiah Kian Tak Bertenaga, BI Langsung Respon Cepat dengan Ambil Langkah Ini!
Ekonomi global, terang Ibrahim, terus diwarnai oleh ketegangan politik di Timur Tengah dan Eropa.
Namun, di dalam negeri, momentum Pemilu 2024 diharapkan dapat memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi atau PDB Indonesia.
Hal ini didukung oleh stabilitas politik yang terjaga dengan baik.
Selain itu, uang beredar dalam arti luas (M2) juga diperkirakan akan tumbuh selama periode Pemilu.
BACA JUGA:Rupiah Tersungkur! Tembus Rp15.826 per USD saat penutupan perdagangan, Tertekan Sentimen Ini
Data Bank Indonesia (BI) per Desember 2023 menunjukkan peningkatan menjadi Rp8.824,7 triliun.
Dimana pertumbuhan tahunan sebesar 3,5 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 3,3 persen.