Seseorang yang tidak memiliki keterampilan ini mungkin lebih cenderung untuk meledak-ledak pada hal-hal yang sepele karena mereka tidak tahu cara mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang sehat dan produktif.
3. Masalah Kesehatan Mental
Beberapa gangguan kesehatan mental, seperti gangguan mood atau gangguan impulsif, dapat menyebabkan seseorang lebih rentan terhadap reaksi marah yang berlebihan.
Misalnya, orang dengan gangguan bipolar mungkin mengalami perubahan mendalam dalam suasana hati mereka.
Sementara orang dengan gangguan impulsif dapat memiliki kesulitan mengendalikan dorongan untuk merespon secara agresif.
4. Pengalaman Traumatik
Pengalaman traumatis dalam hidup seseorang juga dapat menjadi penyebab munculnya kemarahan yang tidak proporsional.
BACA JUGA:Bukan Cuma Soal Marah, Ternyata Ada Tanda10 Emosi Manusia Yang Sering Dirasakan, Apa Saja Ya?
Trauma masa lalu dapat meninggalkan bekas yang mendalam pada psikologis seseorang.
Dimana hal tersebut membuatnya sulit untuk mengatasi situasi yang dianggap mengancam, bahkan jika sepele.
5. Model Perilaku dari Lingkungan
Lingkungan tempat seseorang tumbuh dapat memiliki dampak signifikan pada cara mereka mengelola emosi.
Jika seseorang tumbuh dalam lingkungan di mana marah dianggap sebagai cara yang wajar untuk mengekspresikan frustrasi atau ketidakpuasan, mereka mungkin mengadopsi pola perilaku yang sama.
BACA JUGA:Mengelola Emosi: Kunci Kesehatan Tubuh dan Jiwa yang Optimal
6. Ketidakmampuan Menangani Konflik
Kemampuan untuk menangani konflik dengan cara yang konstruktif merupakan keterampilan sosial penting.