BACAKORAN.CO - Tidur adalah kebutuhan dasar manusia yang penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.
Namun, apa jadinya jika Anda tidur terlalu banyak.
Apakah itu berarti Anda sedang lelah Atau apakah itu bisa menjadi tanda depresi.
Depresi adalah gangguan suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih, putus asa, tidak berharga, dan tidak berdaya yang berlangsung lama dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
BACA JUGA:Tumpeng Gizi Seimbang: Solusi Modern untuk Kesehatan dan Gizi yang Optimal, Berikut Penjelasannya
Depresi sering menyebabkan masalah tidur, baik kurang tidur (insomnia) maupun kelebihan tidur (hipersomnia).
Menurut sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Clinical Psychiatry, sekitar 15% orang dengan depresi mayor mengalami hipersomnia.
Hipersomnia adalah kondisi di mana seseorang tidur lebih dari 9 jam per hari secara teratur, atau merasa mengantuk sepanjang hari meskipun sudah cukup tidur.
Hipersomnia bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan hormonal, obat-obatan, penyakit kronis, atau stres.
BACA JUGA:Resep Jus Detox Ala Lisa Blackpink, Rahasia Kunci Tetap Langsing dan Glowing
Namun, pada beberapa kasus, hipersomnia bisa menjadi gejala depresi.
Hal ini karena depresi memengaruhi keseimbangan neurotransmiter di otak, seperti serotonin dan dopamin, yang berperan dalam mengatur siklus tidur dan suasana hati.
Orang dengan depresi yang mengalami hipersomnia mungkin merasa lebih nyaman untuk tidur daripada menghadapi kenyataan.
Tidur bisa menjadi cara untuk melarikan diri dari masalah atau emosi negatif yang mereka rasakan.
Namun, tidur terlalu banyak bisa justru memperburuk kondisi depresi, karena dapat menurunkan motivasi, produktivitas, dan kualitas hidup.