Jelang Pengumuman RDG BI, Rupiah dan Sejumlah Mata Uang Asia Senasib, Seperti Apa?

Rabu 21 Feb 2024 - 11:02 WIB
Reporter : Ramadhan Evrin
Editor : Ramadhan Evrin

BACAKORAN.CO – Jelang pengumuman Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI), rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (21/2/2024).

Sementara indeks dolar AS juga terkoreksi pagi ini, sedangkan mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi.

Menurut data Bloomberg, rupiah turun 13 poin atau 0,08 persen ke posisi Rp15.673 per USD. Indeks mata uang AS juga terpantau melemah 0,04 persen ke level 104,03.

Adapun sejumlah mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS.

BACA JUGA:Hasil Quick Count Pilpres 2024 Pengaruhi Rupiah? Simak Penjelasan Pakar Ekonomi

BACA JUGA:Data Properti AS di Luar Ekspekstasi Pasar, Begini Perkiraan Nilai Tukar Rupiah Hari Ini

Tercatat, dolar Singapura ambles 0,05 persen, yuan China jeblok 0,05 persen, ringgit Malaysia melemah 0,13 persen, dan baht Thailand minus 0,11 persen.

Sedangkan mata uang Asia menguat terhadap dolar AS seperti yen Jepang dan dolar Hongkong masing-masing menanjak 0,01 persen, won Korea tumbuh 0,09 persen, rupee India menguat tipis 0,05 persen, dan dolar Taiwan plus 0,01 persen.

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga BI Rate tetap di level 6 persen pada pertemuan 20-21 Februari 2024 karena inflasi dalam negeri masih terjaga.

Selama bulan Januari 2024, inflasi tahunan mencapai 2,57 persen.

BACA JUGA:Fokus Pelaku Pasar Tertuju ke Sini, Rupiah Dibuka Lanjut Melemah

BACA JUGA:Sempat Perkasa saat Hasil Quick Count Menangkan Prabowo – Gibran, Rupiah Balik Ditutup Melemah, Ini Pemicunya!

“Lebih rendah dari inflasi pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,28 persen,” terangnya.

Pada tahun 2024, rupiah diperkirakan akan menunjukkan stabilitas dengan kecenderungan menguat, didukung oleh meredanya ketidakpastian global, penurunan imbal hasil obligasi negara maju, dan penurunan tekanan penguatan dolar AS.

Para pelaku pasar juga memperhitungkan kemungkinan penurunan suku bunga lebih awal oleh Federal Reserve System alias The Fed setelah beberapa pembacaan inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan pada bulan Januari.

Kategori :