BACAKORAN.CO - Tadashi Yanai adalah pendiri dan presiden dari perusahaan pakaian asal Jepang, Uniqlo akhir-akhir ini menjadi perbincangan.
Karena brand ini menjadi salah satu yang terkenal di Indonesia.
Maka dari itu dukungan Uniqlo terhadap palestina ini begitu penting untuk menentukan brand ini patut diboikot atau tidak.
Tadashi Yanai menegaskan akan terus membantu kebutuhan pengungsi dimanapun, termasuk Palestina, untuk kebutuhan pakaian dan Hidup yang lebih baik.
BACA JUGA:Wow, IRT di Bandung, Simpan 20 Senapan, 11 Pistol dan 9 Ribu Peluru, Apakah Terlibat Teroris?
Mengutip laman United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) sejak September 2016, UNRWA dan Uniqlo juga telah menandatangani perjanjian kemitraan untuk meningkatkan kualitas hidup lebih dari 450.000 pengungsi Palestina di Lebanon dengan menyediakan 42.000 potong pakaian musim dingin kepada anak-anak pengungsi yang paling rentan dan keluarga mereka.
Meskipun netral dalam hal politik, Uniqlo menunjukkan komitmennya terhadap isu kemanusiaan dengan menandatangani perjanjian dengan UNRWA (Lembaga PBB untuk Pengungsi Palestina dan Timur Dekat) pada bulan September 2016.
Melalui Inisiatif Daur Ulang Seluruh Produk, Uniqlo dan perusahaan induknya Fast Retailing telah mengumpulkan lebih dari 32 juta item sejak 2001 untuk memberi manfaat bagi orang-orang yang membutuhkan.
"Keahlian pakaian Uniqlo sejalan dengan upaya UNRWA untuk membantu pengungsi Palestina memenuhi kebutuhan dasar mereka. Kemitraan dengan Uniqlo mempunyai dampak penting dalam memungkinkan pengungsi Palestina untuk hidup bermartabat dalam keadaan yang semakin sulit," tulis UNRWA.
Tadashi Yanai, pendiri dan CEO Uniqlo, menegaskan komitmen perusahaan untuk terus memberikan bantuan kepada para pengungsi.
"Kami akan terus menyediakan pakaian yang dibutuhkan para pengungsi dan memberi mereka harapan untuk kehidupan yang lebih baik," ujarnya.
BACA JUGA:Ditegur MUI, Rumah Produksi Film Kiblat Angkat Bicara, Ganti Poster hingga Judul, Bakal Jadi Apa?