BACAKORAN.CO - Mengejutkan banget berita viral tentang beban kerja yang berat yang dialami para dokter yang sedang mengikuti program pendidikan dokter spesialis (PPDS) dianggap menjadi pemicu tingginya angka depresi di kalangan mahasiswa PPDS.
Hal ini terungkap dalam data terbaru Kementrian Kesehatan terhadap 12.121 dokter yang menjalani PPDS di 28 rumah sakit vertikal.
Ada banyak faktor yang diduga menjadi penyebab para calon dokter spesialis mengalami gangguan mental.
Tuntutan pendidikan yang tinggi, tugas dan jaga malam dapat menyebabkan stres dan kelelahan pada para calon dokter spesialis.
Hal ini pun berdampak pada calon dokter spesialis di Indonesia dan tanggung jawab mereka selama bertugas.
BACA JUGA:Mahyudin, Dokter Spesialis Ortopedi Lakukan Pelecehan Seksual Istri Pasien, Begini Jejak Kariernya
Bahkan kebutuhan ekonomi untuk keluarga dan sekolah menjadi beban tambahan untuk mereka.
serta tugas-tugas lainnya dapat menambah tekanan pada para peserta program pendidikan dokter spesialis.
Faktor bully juga dapat memengaruhi kesejahteraan mental para calon dokter spesialis. Perundungan dapat terjadi secara verbal, fisik, atau bahkan cyber bullying.
Penting bagi para calon dokter spesialis untuk memahami pentingnya kesehatan mental dan mencari dukungan ketika menghadapi tantangan dalam pendidikan dan karier mereka.
Berikut informasi selengkapnya tentang 399 Calon Dokter Spesialis di Indonesia yang alami depresi.
BACA JUGA:Rekam Jejak Mahyudin, Skandal Pelecehan Dokter Spesialis Ortopedi, Ternyata Sering...
BACA JUGA:Bingung dengan Konsultasi dan Istilah Kedokteran? Berikut 19 Informasi Kamus Dokter Spesialis
399 calon dokter spesialis di Indonesia mengalami tekanan berat selama menjalani program pendidikan dokter spesialis (PPDS) yang berujung pada depresi.