BACAKORAN.CO -- Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, 1 Jemaah Haji Embarkasi Palembang yang tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 2 di kabarkan meninggal dunia.
Jemaah asal Kota Palembang tersebut diketahui bernama Nurseha Umar Alkaf (52). Almarhumah meninggal dunia Senin malam 13 Mei 2024 sekira pukul 20.00 WIB, setelah sempat menjalani perawatan di rumah sakit (RS) Siti Fatimah Azzahra Palembang.
Sebelumya alamarhumah ditunda keberangkatannya dari Kloter 2 yang berangkat pada 12 Mei 2024 pagi karena kondisi kesehatan.
Jenazah almarhumah rencananya siang ini akan diberangkatkan dari Rumah Duka di Jalan Letkol Nur Amin, Lorong Swadaya Murni, untuk dikebumikan di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Pemulutan.
BACA JUGA:Hari Ini 9.070 Jamaah Haji Bertolak ke Madinah, Ini Pesan Kemenag
BACA JUGA:Jangan Asal Ngomong Haram! Dr. Zakir Naik Bongkar Fakta Mengejutkan Tentang Musik, Kuy Simak Biar Ngga Kudet
Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sumatera Selatan (Sumsel) Syafitri Irwan sebagai Ketua PPIH Embarkasi Palembang iku berdukaa atas meninggalnnya jemaah haji ini.
"Kami mengucapkan turut berduka cita atas kepergian almarhumah. Insya Allah almarhumah meninggal dalam keadaan husnul khotimah karena sedang dalam perjalanan menunaikan ibadah haji. Insya Allah mendapatkan pahala haji mabrur," ujar Syafitri dikutip dari sumatera ekspres.id.
Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kanwil Kemenag Sumsel Armet Dachil menambahkan, karena meninggal saat berada di embarkasi, almarhumah akan mendapatkan haknya sebagai jemaah haji, yakni akan dibadalhajikan dan mendapatkan asuransi.
"Almarhumah akan dibadalhajikan. Ini bagian dari program pemerintah," tegas Armet. Menurut dia, pemerintah menyiapkan program badal haji di setiap operasional penyelenggaraan ibadah haji.
BACA JUGA:Membanggakan, Provinsi Sumsel Raih Opini WTP 10 Kali Berturut-turut dari BPK RI atas Laporan Keuangan
Program ini menjadi bagian dari layanan yang disiapkan bagi jemaah yang memenuhi kriteria. Secara regulasi, ada tiga kelompok jemaah yang bisa dibadalhajikan.
Pertama, jemaah yang meninggal dunia di asrama haji Embarkasi atau Embarkasi Antara, saat dalam perjalanan keberangkatan ke Arab Saudi, atau di Arab Saudi sebelum wukuf di Arafah.
Sementara itu ketika melepas keberangkatan 448 jemaah haji kloter 2 Embarkasi Palembang di Aula Asrama Haji Sumsel, Senin 13 Mei 2024) dinihari WIB, Kepala Kanwil Kemenag Sumsel Syafitri Irwan meminta petugas sigap dan respon cepat dalam melayani jemaah.
“Saya berharap petugas kloter, baik ketua kloter, pembimbing ibadah, tenaga kesehatan, maupun petugas haji daerah agar sigap dalam melayani jemaah secara terus menerus,” harap Syafitri.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Body Lotion Keren Buat Bayi & Anak-anak, Kulit Tetap Lembut dan Wangi Sepanjang Hari!
BACA JUGA:Yakin Gak Mau? 21 Kode Redeem FF Terbaru Hari ini, Selasa 14 Mei 2024! Awas Kehabisan Hadiah Gratisnya Guys...
“Jangan menunggu diminta jemaah, namun jemput bola. Perhatikan kebutuhan jemaah. Semoga kondisi kesehatan jemaah haji tahun ini lebih baik,” tambahnya.
Begitu juga kepada para jemaah, Syafitri berpesan agar dapat menjaga fisik dan kesehatan dengan sebaik mungkin. Apalagi sebagian besar jemaah haji kloter 2 masuk kategori resiko tinggi (Risti).
“Ibadah haji adalah ibadah fisik. Jaga fisik dan kesehatan dengan sebaik mungkin. Luruskan niat, sampai tanah suci sampai kembali, yang tidak bermanfaat tinggalkan. Mudah-mudahan bapak ibu lancar melaksanakan ibadah hingga kembali dalam keadaan sehat selamat dan menjadi haji mabrur,” ujarnya Syafitri.
Kloter 2 Embarkasi Palembang sendiri merupakan jemaah asal Kabupaten Muratara, Kota Lubuklinggau, dan Kota Palembang.
BACA JUGA:Menginap di Kapal Tongkang, Tradisi Unik Suku Bugis di Kabupaten Banyuasin Sebelum Berangkat Haji
Kloter kedua masuk asrama Haji pada 12 Mei, panitia menerima kedatangan 449 jemaah. Namun satu jemaah atas nama Nurseha Umar Alkap (52) asal Palembang terpaksa ditunda berangkat karena tidak laik terbang. Nurseha saat ini dirujuk di Rumah Sakit Siti Fatimah Palembang.
“Jemaah kloter 2 sebagian besar masuk kategori resiko tinggi, mencapai 90,6 persen. Adapun jemaah termuda di kloter ini adalah Aflah Mulya Lubis (20) dan jemaah tertua Afisa Seton Bahri (90) asal Muratara,” jelas Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umroh Armet Dachil.