Harga Minyak Makin Panas saat Ekspektasi Penurunan Suku Bunga Menguat, Ini Pemicunya!

Jumat 17 May 2024 - 09:36 WIB
Reporter : Ramadhan Evrin
Editor : Ramadhan Evrin

BACAKORAN.CO – Harga minyak melonjak menyusul rilis data pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang stabil.

Stabilnya pasar tenaga kerja ini meningkatkan ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve System alias The Fed akan mulai menurunkan suku bunga di musim gugur.

Hal ini akan memacu perekonomian dan meningkatkan permintaan minyak.

Saat ini, harga minyak mentah berjangka Brent naik 52 sen atau 0,6 persen menjadi US$83,27 per barel.

BACA JUGA:Iran Vs Israel Memanas, Harga Minyak Berpotensi Meroket Akibat Konflik Tersebut, Kok Bisa?

BACA JUGA:Dampak Serangan Balasan Iran ke Israel terhadap Harga Minyak Mentah Dunia, Simak Prediksinya!

Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 60 sen atau 0,8 persen ke posisi US$79,23 per barel.

Pada minggu lalu, jumlah pengajuan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun.

Ini menunjukkan adanya kekuatan mendasar di pasar tenaga kerja.

John Kilduff dari Again Capital menyatakan, meski klaim pengangguran rendah, laporan itu cukup lemah sehingga memungkinkan The Fed melakukan pemotongan.

“Tren ketenagakerjaan yang kuat menandakan permintaan bensin yang kuat, meskipun saat ini sedang lesu,” cetusnya.

BACA JUGA:Gawat! Kapal Tanker Angkut Produk Negara Adidaya Ini Dihantam Rudal Houthi, Harga Minyak Dunia Makin Melejit

BACA JUGA:Kuatnya Ekonomi AS dan Ketegangan Ini buat Harga Minyak Dunia “Memanas”

Data inflasi AS April yang lebih lambat dari perkiraan pun menambah ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga pada September 2024.

Kondisi ini dapat melemahkan kekuatan dolar dan membuat minyak dalam mata uang greenback lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya.

Kategori :