Sebelumnya, Pemerintahan Biden menetapkan sanksi terhadap lebih dari 300 entitas dan individu dalam upaya mengganggu jaringan dengan negara ketiga di mana Rusia dapat memperoleh teknologi dan peralatan untuk perangnya di Ukraina, kecuali Tiongkok.
BACA JUGA:30 Tahun Berkuasa, Putin Menang Telak Pilpres Rusia 87 Persen, Dijuluki ' Presiden Seumur Hidup'
BACA JUGA:Ada 10 Tentara Bayaran Asal Indonesia Masuk Ukraina, 4 Tewas Ditangan Rusia
Beijing secara resmi mempertahankan sikap netral atas perang di Ukraina.
Namun tetap menjadi penopang ekonomi bagi Rusia, memperdalam hubungan dagang yang membantu Presiden Rusia Vladimir Putin menstabilkan perekonomiannya meskipun ada sanksi dari Barat.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan langkah-langkah terbaru ini menargetkan tujuh entitas yang berbasis di Tiongkok yang telah memasok barang-barang yang membantu perang Rusia di Ukraina, serta entitas yang berbasis di Belarus, U.A.E, Turki, Kyrgyzstan, Moldova, dan Singapura yang telah memasok barang-barang penggunaan ganda ke Moskow.
Awal tahun ini, The Wall Street Journal melaporkan, drone dan chip komputer buatan AS semakin banyak mengalir ke Rusia dari Tiongkok melalui jalur perdagangan Asia Tengah yang melewati bekas republik Soviet seperti Kyrgyzstan.
BACA JUGA:Lantaran Ini, Rusia Larang Ekspor Bensin Mulai 1 Maret!
Washington pun memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam proyek-proyek energi Rusia, industri logam dan pertambangan, serta produsen sistem senjata dan komponen militer Rusia.
"Tindakan hari ini menyerang sisa pasokan bahan dan peralatan internasional, termasuk ketergantungan mereka pada pasokan penting dari negara ketiga," kata Yellen.