BACAKORAN.CO – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dihantui oleh adanya momen libur panjang.
Adapun nilai tukar rupiah anjlok pada pembukaan perdagangan usai libur panjang dalam beberapa kesempatan.
Seperti saat usai libur panjang dalam rangka perayaan Lebaran Idulfitri 1445 H dan Hari Raya Waisak.
Lantas bagaimana nasib nilai tukar rupiah pasca libur panjang Lebaran Iduladha?
BACA JUGA:Bunga Deposito Bank Digital Tembus 9 Persen, Dana Nasabah Tak Dijamin LPS? Simak Penjelasan OJK!
Adapun nilai tukar berada di posisi Rp16.270 per USD pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (14/6/2024).
Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengungkapkan faktor utama melemahnya rupiah dipicu faktor eksternal, terutama kebijakan Federal Reserve System atau The Fed.
"Sikap Ketua The Fed Jerome Powell yang masih hawkish menyebabkan penguatan dolar AS dan melemahnya rupiah,” ujarnya.
Namun, data ekonomi AS, terutama inflasi, menunjukkan tekanan harga sudah mulai mereda.
Data ekonomi AS tersebut, terang Lukman, memberikan harapan pelemahan tajam terhadap rupiah mungkin bisa berakhir.
Namun, katanya, jangan terlalu berharap karena data ekonomi bisa berubah sewaktu-waktu.
Seperti biasanya, lanjut Lukman, Bank Indonesia (BI) akan terus memantau volatilitas nilai tukar rupiah dan melakukan intervensi bila diperlukan.