Agenda Putin di Pyongyang mencakup diskusi tatap muka dengan Kim Jong Un, jamuan kenegaraan, menghadiri konser gala, menerima sambutan dari pengawal kehormatan, penandatanganan dokumen, dan memberikan pernyataan kepada media.
BACA JUGA:30 Tahun Berkuasa, Putin Menang Telak Pilpres Rusia 87 Persen, Dijuluki ' Presiden Seumur Hidup'
BACA JUGA:Kim Jong-Un perintah tentaranya untuk 'memusnahkan' Korea Selatan dan AS jika diprovokasi.
Informasi ini disampaikan oleh penasihat kebijakan luar negeri Putin, Yuri Ushakov, kepada kantor berita Rusia Interfax.
Rusia memanfaatkan hubungan yang semakin hangat dengan Korut untuk melawan Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, Pyongyang yang menghadapi sanksi berat mendapatkan dukungan politik dan janji dukungan ekonomi serta perdagangan dari Moskow.
Washington dan sekutunya mengkhawatirkan Rusia akan memberikan bantuan untuk program rudal dan nuklir Korut, yang dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
BACA JUGA:Kim Jong-Un Perintahkan Militernya Percepat Persiapan untuk Perang.
BACA JUGA:GAWAT! Rusia Akan Sahkan UU LGBT Masuk Organisasi Teroris
AS dan sekutunya juga menuduh Pyongyang telah memasok rudal balistik dan peluru artileri yang digunakan Moskow dalam perang di Ukraina.
Namun, baik Korut maupun Rusia membantah adanya transfer senjata.
Sebagai isyarat bahwa Rusia, anggota tetap Dewan Keamanan PBB dengan hak veto, sedang meninjau ulang pendekatannya terhadap Korut.
Putin memuji Pyongyang menjelang kunjungannya karena menolak tekanan, pemerasan, dan ancaman ekonomi AS.
BACA JUGA:Ada 10 Tentara Bayaran Asal Indonesia Masuk Ukraina, 4 Tewas Ditangan Rusia
BACA JUGA:Lantaran Ini, Rusia Larang Ekspor Bensin Mulai 1 Maret!
Dalam sebuah artikel yang dimuat di halaman depan surat kabar partai berkuasa di Korut, Putin berjanji untuk "mengembangkan mekanisme perdagangan alternatif dan penyelesaian bersama yang tidak dikendalikan oleh Barat" dan "membangun arsitektur keamanan yang setara dan tak terpisahkan di Eurasia."