“Tapi secara umum kami sudah berkonsultasi dengan pemegang saham, yaitu Menteri BUMN Erick Thohir dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, serta sudah melaporkan ke OJK,” terangnya.
BACA JUGA:Kalah di Praperadilan, 2 Tersangka Kasus Skandal Akuisisi PTBA Segera Diseret ke Pengadilan
BACA JUGA:Akuisisi Saham PT BA Kejati Sumsel Resmi Tahan Dedengkot PT SBS Tjahyono Imawan
Dalam kesempatan yang sama, Nixon mengumumkan BTN menargetkan spin-off BTN Syariah akan dilakukan pada kuartal I-2025.
Aksi ini termasuk dalam daftar aksi korporasi BTN pada tahun 2025 sebagai prioritas kedua.
Spin-off ini dijadwalkan akan selesai pada paruh pertama tahun depan.
Nixon menyatakan pihaknya menyiapkan total modal sebesar Rp1,5 triliun - Rp6 triliun untuk pemisahan unit usaha syariah (UUS) tersebut.
BACA JUGA:Skandal Akuisisi PTBA, Kejati Sumsel Tahan Tiga Tersangka
Jumlah ini bertujuan agar BTN Syariah dapat tetap berada di kategori Buku II.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan rencana penyatuan atau merger Bank Muamalat dengan BTN Syariah, yang awalnya ditargetkan berlangsung pada Maret 2024.
Namun, Nixon pun pernah mengungkapkan BTN menghadapi kendala dalam proses akuisisi Bank Muamalat.
Terutama karena keterlambatan data yang diterima dari Kantor Akuntan Publik (KAP), khususnya data terkait kredit.