Informasi dari akun X @bonnietiyana menjelaskan bahwa nenek Reza Rahardian pernah duduk bersedekap di sisi Fidel Castro.
"Neneknya Reza Rahardian, Francisca Fanggidaej (duduk bersedekap di sisi Fidel Castro). Bersama kompatriotnya, Ibrahim Isa, sekjen Organisasi Internasional Setiakawan Rakyat Asia-Afrika (OISRA) di Havana, Kuba. Baik Francisca maupun Ibrahim Isa kehilangan kewarganegaraan Indonesia karena memilih pro-Sukarno," tulis @bonnietriyana.
"Foto ini diambil saat-saat genting penyelenggaraan Konferensi Trikontinental awal 1966 sebagai kelanjutan KAA 1955. Mereka tidak diakui sebagai delegasi resmi Indonesia karena pemerintah Jakarta sudah beralih ke tangan Soeharto. Keduanya sudah wafat sebagai eksil di Belanda," tambah @bonnietriyana
Neneknya Reza Rahadian, Fransisca Fangidaej (duduk bersedekap di sisi Fidel Castro). Bersama kompatriotnya, Ibrahim Isa, sekjen Organisasi Internasional Setiakawan Rakyat Asia-Afrika (OISRA) di Havana, Kuba. Baik Fransisca maupun Ibrahim Isa kehilangan kewarganegaraan Indonesia… pic.twitter.com/bRRL8jDHAr
— Bonnie Triyana (@bonnietriyana) August 22, 2024
Francisca Fanggidaej adalah perempuan asal Timor yang lahir pada 16 Agustus 1925 di Noel Mina, Pulau Timor.
Karena ayahnya dari Belanda, dia mendapat sebutan Belanda Hitam.
Di sisi lain, darah pribumi yang kental mengalir dalam dirinya.
BACA JUGA:Megawati Pertimbangkan Anies sebagai Calongub Jakarta 2024, Namun Tegaskan Ini Jika Ingin Diusung!
BACA JUGA:Mengerikan, Ini Daftar Kecamatan Paling Terancam Gempa Megathrust di Jawa Barat, Jangan Abai!
Francisca mendapat pendidikan yang layak karena latar belakang keluarganya yang intelektual.
Jejak perjuangannya dimulai sejak muda, tetapi harus kandas pasca peristiwa G30S/PKI.
Dikutip dari berbagai sumber, Francisca muda adalah seorang jurnalis di kantor Berita ANTARA.
Bahkan, dia pernah didapuk menjadi penasihat Presiden Soekarno pada tahun 1964.
Dalam sebuah tugas pekerjaan, Francisca harus berangkat ke Chile untuk mengikuti kongres organisasi wartawan.
Pada saat yang sama, peristiwa G30S/PKI meletus di tanah air, yang mengakibatkan Francisca memilih untuk tetap berada di luar negeri karena khawatir dicap sebagai bagian dari komunis.