BACA JUGA:Demi Maju di Pilgub Jakarta 2024, Rano Karno Mundur Sebagai Anggota DPR RI, Benarkah?
BACA JUGA:Ada Ancaman Megathrust, Bogor Keluarkan Edaran Peringatan Gempa Bumi, Simak Isi Lengkapnya!
"Permintaan uang ini berkisar antara Rp 20–Rp 40 juta per bulan," sambung Nadia.
Dari keterangan para saksi, Nadia mengatakan bahwa permintaan uang ini bernilai sangat besar dan telah berlangsung dari korban masih di semester 1 pendidikan sampai atau di bulan Juli sampai November 2022.
Dan tidak hanya sampai disitu, dr. Aulia pun diminta sebagai bendahara angkatan untuk mengumpulkan uang dari temannya untuk kebutuhan konyol sang senior.
"Juga menyalurkan uang tersebut untuk kebutuhan-kebutuhan non-akademik antara lain; membiayai penulis lepas untuk membuat naskah akademik senior, menggaji OB, dan berbagai kebutuhan senior lainnya," jelas Nadia.
Belum genap satu bulan meninggalnya dr. Aulia Risma Lestari yang merupakan dokter yang tengah menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Fakultas Kedokteran Undip, muncul rekaman atau voice note dari dr. Aulia Risma Lestari yang dikirim ke ayahnya sebelum meninggal.
Rekaman voice note tersebut beredar dan viral diberbagai sosial media salah satunya akun Instagram @dramadunia pada Rabu (28/8/2024).
Mirisnya dalam rekaman tersebut terdengar suara curhatan mendiang dr. Aulia Risma Lestari yang mengungkapkan terkait kondisinya selama menjalani program PPDS yang sangat menyiksa.
Dan di dalam rekaman voice note tersebut tersirat bahwa dirinya mengalami perundungan selama menjalankan program tersebut.
dr. Risma juga mengatakan bahwa dia merasakan kesakitan pada bagian tubuh seperti punggung dan ia pun mencerahkan isi hatinya kepada ayahnya yang menarasikan bahwa adanya dugaan eksploitasi dari dokter senior Undip.
Dari beredarnya voice note tersebut bisa dilihat bahwa adanya dugaan perundungan dan eksploitasi yang dilakukan oleh dokter senior yang ada di RSUD Dr Kariadi, dan mendiang dr. Aulia menerangkan bahwa dirinya dipaksa untuk mau kerja rodi di rumah sakit tersebut.