Menurut laporan dari bidan desa yang memantau kasus ini, sebagian besar warga yang menyantap nasi tumpeng pada acara tersebut mengalami gejala yang sama.
BACA JUGA:1.325 LHKPN Bacakada Lengkap, Sisanya 107 Belum, Ini Biang Keroknya!
Saat ini, Dinas Kesehatan terus memantau kondisi para korban dan memastikan penanganan medis yang optimal.
“Dari 30 warga yang dirawat, sebagian besar sudah pulang. Namun, ada beberapa pasien yang masih dirawat karena kondisi mereka yang cukup serius. Salah satu pasangan suami-istri bahkan masih berada di Puskesmas, karena istri belum diperbolehkan pulang meski suami sudah membaik,” tambahnya.
Penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan untuk memastikan apakah keracunan disebabkan oleh makanan nasi tumpeng yang disajikan atau ada faktor lain yang memengaruhi kondisi kesehatan para korban.
Dinas Kesehatan juga terus berkoordinasi dengan pihak rumah sakit dan pemerintah provinsi untuk memantau perkembangan kasus ini.
Kasus ini menjadi perhatian besar, mengingat dampaknya yang cukup luas di kalangan masyarakat.
Selain itu, hasil investigasi terhadap sampel makanan akan menjadi kunci dalam menentukan langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Keracunan massal di Sragen yang memakan satu korban jiwa ini menjadi tragedi yang menyedihkan bagi warga setempat.
BACA JUGA:Tragedi di Qaryut: Gadis Palestina 13 Tahun Tewas Tertembak
Dengan penyelidikan yang masih berlangsung, diharapkan hasil uji laboratorium dapat segera mengungkap penyebab pasti keracunan tersebut.
Warga diimbau untuk lebih berhati-hati dalam menyajikan makanan di acara-acara besar demi menghindari risiko serupa di masa depan.