Anak muda memiliki akses lebih luas terhadap informasi dan teknologi, yang seharusnya menjadi modal penting dalam politik modern.
"Dunia politik butuh regenerasi, tapi regenerasi yang benar-benar menyiapkan pemimpin masa depan, bukan hanya mengandalkan figur terkenal," ujar Titi. Artinya, politik butuh lebih dari sekadar popularitas – ia butuh substansi, visi, dan komitmen.
Dengan refleksi ini, diharapkan partai-partai politik tidak lagi menjadikan artis sebagai jalan pintas untuk kemenangan semata.
BACA JUGA:Resmi! Proses Penggabungan Angkasa Pura I dan II Akhirnya Rampung, Diumumkan Hari Ini?
Tetapi lebih serius dalam membangun kaderisasi politik yang demokratis, transparan, dan menghargai potensi setiap individu – termasuk anak muda.
Titi juga mengajak generasi muda untuk tidak mudah terpukau dengan nama besar atau selebritas, tapi lebih kritis melihat siapa yang benar-benar berkompeten untuk memimpin daerah.
"Jangan sampai pilihan kita dibajak oleh tren yang tidak sehat ini," katanya.
Tren ini, menurutnya, menjadi tantangan bersama bagi semua pihak untuk menciptakan pemilu dan politik yang lebih adil, inklusif, dan penuh integritas.