Setelah kejadian bercandaan tersebut, korban pagi harinya tidak bisa masuk sekolah karena mengalami diare dan dijemput kedua temannya untuk mengajaknya COD knalpot motor.
"Dijemput sama dua teman satu kelas, salah satunya ya teman yang ngajak bercanda itu. Putra saya sudah menolak ajakan itu karena memang sedang tidak enak badan. Namun tetap dipaksa untuk ikut ambil COD paket knalpot. Akhirnya mereka berangkat," jelas Yuliana.
Tapi bukannya diajak COD seperti cerita awal korban malah di ajak kerumah kakak tingkat dikawasan Siwalankerto dan disana sudah ada beberapa kakak kelas yang telah menunggu dirumah tersebut dan kemudian terjadilah aksi pengeroyokan itu.
"Kemudian setelah putra saya masuk, pagar rumah ditutup. Awalnya putra saya diminta klarifikasi atas foto yang dikirimnya itu. Putra saya sudah meminta maaf dan berusaha menjelaskan kalau tujuan mengirim foto itu hanya membalas candaan dari teman sekelasnya. Tapi di teras rumah itu putra saya kemudian dikeroyok oleh sejumlah kakak kelasnya yang sudah menunggu kedatangan putra saya," terang Yuliana.
Kekejaman tidak hanya berenti sampai disitu, dalam keadaan babak belur ia dipaksa naik motor dan dibawa ke salah satu kampus di kawasan Waru, Sidoarjo dan di sinilah korban kembali mendapatkan penganiayaan lagi.
BACA JUGA:41 Pasangan Calon Kepala Daerah Lawan Kotak Kosong, Jika Kalah Bagaimana?
"Putra saya ditonjok, ditendang, ditonjok lagi,” tukas Yuliana seraya menahan tangis.
Karena sang anak menjadi korban penganiayaan Yuliana sebagai seorang ibu tidak terima dan melaporkan ininke Polsek Wonocolo dan meminta keadilan untuk sang anak yang sudah menjadi korban pengeroyokan dan kekerasan.
"Saya nggak mau ada mediasi, pokoknya proses hukum harus tetap jalan," tegas Yuliana.