Hingga akhir kuartal II-2024, rasio ULN jangka pendek terhadap total utang mencapai 14,33 persen, tertinggi sejak 2014, dan rasio ULN yang jatuh tempo kurang dari satu tahun mencapai 17,92 persen.
BACA JUGA:Taufik Hidayat Bertemu Prabowo, Benarkah Akan Jadi Wamenpora?
BACA JUGA:Raffi Ahmad, Giring Nidji HIngga Yovie Widianto Dipanggil Prabowo, Dapat Tugas Apa?
Selain itu, rasio ULN terhadap PDB kini berada di level 29,87 persen, tertinggi sejak awal 2023.
Keterlibatan Utang Tiongkok
Peningkatan ULN Indonesia juga didorong oleh meningkatnya utang dari Tiongkok.
Terutama terkait dengan proyek hilirisasi nikel dan kerjasama dalam inisiatif Belt and Road (BRI).
BACA JUGA:Prabowo Subianto Panggil Calon 49 Menteri ke Kertanegara, Ini Daftar Namanya
BACA JUGA:Kabinet Prabowo-Gibran Masih Tanpa Kader PDIP, PKS, dan NasDem, Ada Apa?
Posisi utang Indonesia terhadap Tiongkok pada Agustus 2024 mencapai US$22,95 miliar.
Angka ini naik drastis sebesar 272,7 persen dibandingkan akhir 2013.
Selain itu, utang dalam mata uang yuan Tiongkok juga melonjak hingga US$9,52 miliar, meningkat tajam sebesar 1.900 persen dalam periode yang sama.
Meski proporsi utang dalam yuan masih relatif kecil dibandingkan dengan dolar AS, keterlibatan utang Tiongkok dalam proyek-proyek besar di Indonesia.
BACA JUGA:Tak Lagi Jabat Menteri di Kabinet Prabowo, Nadiem Makarim Balik Jadi Bos Gojek?
Termasuk infrastruktur dan hilirisasi nikel, semakin meningkat selama masa pemerintahan Jokowi.